Harga Gabah Anjlok Hingga di Bawah HPP, Petani Merugi

Penurunan harga gabah kualitas gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Tabanan terus berlanjut.

391
PANEN – Di musim panen saat ini, harga gabah anjlok hingga berada di bawah HPP. Hal ini membuat petani merugi.

Tabanan (bisnisbali.com) – Penurunan harga gabah kualitas gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Tabanan terus berlanjut. Setelah turun ke level Rp 4.300 per kg pada awal pekan lalu, kini penurunan kembali berlanjut hingga ke level Rp 3.900 per kg.

Penurunan yang terjadi ini sekaligus memposisikan harga jual gabah di tingkat petani di Tabanan sudah menyentuh di bawah dari ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ditetapkan dalam Permendag No. 24 tahun 2020 yang dipatok Rp 4.200 per kg. Selain itu, kondisi harga gabah di bawah HPP ini merupakan kali pertama terjadi pada musim panen raya di Kabupaten Tabanan maupun Provinsi Bali selama sepuluh tahun terakhir.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Tabanan Ir. I Nengah Mawan, Kamis (18/3), mengungkapkan, saat ini harga gabah di tingkat petani sudah turun hingga menyentuh Rp 3.900 per kg. Itu pun belum dipotong untuk ongkos panen yang mencapai Rp 700 per kg. Artinya, pendapatan bersih yang diterima petani hanya sebesar Rp 3.200 per kg pada musim panen raya tahun ini.

Penurunan harga yang hingga menyentuh di bawah HPP ini membuat petani cenderung merugi. Sebab, pada musim tanam sebelumnya petani sudah mengeluarkan biaya lebih besar dari biasanya karena harus membeli pupuk nonsubsidi mengingat ketersediaan stok sejumlah jenis pupuk bersubsidi pada akhir tahun lalu telah habis. Kondisi tersebut belum ditambah lagi dengan biaya perawatan tanaman di tengah tingginya ancaman serangan hama pada musim tanam lalu.

Jelas Mawan, kondisi harga gabah di tingkat petani yang di bawah HPP ini baru terjadi tahun ini. Sebab pada tahun-tahun sebelumnya pada musim panen raya harga gabah di tingkat petani di Tabanan dan juga Bali cenderung berada di atas HPP. Penurunan harga gabah ini meski dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di tingkat petani, tapi hal tersebut bukan menjadi jadi faktor utama. Melainkan, penurunan harga lebih disebabkan karena adanya wacana impor beras 1 juta ton oleh pemerintah pada musim panen raya ini.

“Wacana impor beras oleh pemerintah ini juga berdampak pada turunnya harga gabah di provinsi lainnya secara nasional. Bahkan di Jawa ada gabah petani yang turun hingga menyentuh Rp 3.700 per kg,” tandasnya.

Di sisi lain, terkait volume hasil panen petani di Kabupaten Tabanan cukup tinggi saat ini. Yakni, rata-rata mencapai di atas 7 ton per hektar.

Sementara itu, data di Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Maret 2021 perkiraan luas tanam padi mencapai 3.169 hektar dan perkiraan luas panen padi mencapai seluas 3.389 hektar pada periode yang sama. Dari luasan tersebut produksi gabah yang dihasilkan mencapai 210.456 ton dengan kualitas GKP. *man