Tabanan (bisnisbali.com) –Harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Tabanan menurun, hingga menyentuh Rp 4.300 per kg. Penurunan harga juga terjadi untuk di tingkat usaha penggilingan.
Pelaku usaha penggilingan padi di Tabanan yang juga Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Bali, A.A. Made Sukawetan, Senin (15/3) kemarin, mengungkapkan saat ini harga gabah maupun harga beras di Kabupaten Tabanan sama-sama mengalami penurunan harga dari sebelumnya. Harga gabah kualitas GKP turun Rp 400 per kg dari kisaran harga sebelumnya yang dibanderol Rp 4.700 per kg.
Begitu juga harga beras yang turun menjadi Rp 9.000 per kg dari posisi sebelumnya di kisaran Rp 9.500 per kg untuk kualitas super. “Penurunan harga gabah maupun beras ini baru terjadi sejak menjelang Nyepi atau minggu lalu,” tuturnya.
Menurut Agung Sukawetan, penurunan harga gabah dan beras ini dipicu oleh sejumlah sentra pertanian padi di Kabupaten Tabanan dan Bali yang sudah mulai memasuki musim panen saat ini. Selain itu, penurunan harga juga dipicu membanjirnya pasokan beras dari Jawa dan Lombok ke Bali seiring dengan musim panen yang juga terjadi di daerah tersebut.
Bercermin dari hal itu, saat ini seiring dengan penurunan harga gabah dan beras ini menunjukkan bahwa produksi maupun ketersediaan salah satu bahan pokok ini berada dalam jumlah yang melimpah di tengah pandemi Covid-19. Meningkatnya produksi gabah di tingkat petani ini juga dibarengi dengan baiknya kualitas produksi yang dihasilkan petani saat ini.
Memang ada beberapa kualitas gabah yang dihasilkan petani ini kurang baik dengan kadar air cukup tinggi atau mencapai 25 persen. Hal itu terjadi seiring akibat musim hujan yang terjadi bertepatan dengan musim panen. Namun persoalan itu tidak signifikan berdampak pada kualitas beras. “Gabah berkadar air yang tinggi ini terpenting segera bisa dikeringkan dengan mesin dryer (pemanas), itu tidak akan menurunkan kualitas beras yang dihasilkan ketika di proses digiling,” kilahnya.
Penurunan harga gabah di tingkat petani ini juga diakui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Ir. I Nyoman Budana, M.M. Kata dia, saat ini hampir seluruh sentra produksi padi di Tabanan telah memasuki musim panen padi dan kondisi ini akan berlangsung hingga dua bulan ke depan. Kondisi tersebut membuat harga jual gabah di tingkat petani mulai mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya produksi saat ini yang merupakan musim panen raya.
“Harga gabah di petani memang turun. Tapi penurunan yang terjadi masih memposisikan harga yang berlaku di tingkat petani ini di atas patokan Harga Pembelian Pemerintah (HPP),” jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru gabah dan beras melalui PP Nomor 24 Tahun 2020. Permendag 24/2020 merevisi besaran HPP yang diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.
Besaran HPP yang ditetapkan dalam Permendag 24/2020 yaitu untuk GKP di tingkat petani mencapai Rp 4.200 per kg dan di tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg. Kemudian, GKG di tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg dan di gudang Bulog sebesar Rp 5.300 per kg, serta beras di gudang Perum Bulog Rp 8.300 per kg. *man