Meningkat, Harga Bawang dan Cabai Besar

Harga bahan pangan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tabanan yang mengalami lonjakan makin meluas.

305
MONITORING – Disperindag Tabanan melaksanakan monitoring harga bahan pangan di pasar tradisional.           

Tabanan (bisnisbali.com) –Harga bahan pangan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tabanan yang mengalami lonjakan makin meluas. Setelah harga cabai merah kecil yang masih terus bergerak naik, kini lonjakan harga merembet terjadi pada komoditi bawang merah dan cabai besar.

Hasil monitoring harga Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan di sejumlah pasar tradisional di Tabanan mencatat, per Senin (8/3) kemarin, rata-rata komoditas bahan pangan mulai mengalami kenaikan dengan persentase yang berbeda-beda. Di antaranya, harga cabai merah kecil kualitas I yang sebelumnya sudah naik ke level Rp 110.000 per kg, awal minggu kembali bergerak naik ke level Rp 115.000 per kg atau naik Rp 5.000 per kg. Hal sama juga terjadi pada cabai merah kecil kualitas II yang naik menjadi Rp 110.000 per kg atau naik Rp 10.000 per kg dari posisi sebelumnya.

Kemudian, cabai merah besar yang naik menjadi Rp 35.000 per kg atau naik Rp 3.000 per kg dari posisi sebelumnya, bawang merah kualitas I naik menjadi Rp 30.000 per kg atau naik Rp 3.000 per kg, bawang merah kualitas II naik menjadi Rp 28.000 per kg atau naik Rp 3.000 per kg dari posisi sebelumnya, dan ikan pindang naik menjadi Rp 6.000 per ekor atau naik Rp 1.000 per kg dari posisi sebelumnya. Sementara untuk komoditi bahan pangan lainnya tetap stabil saat ini.

Kepala Seksi Pengendalian dan Penyaluran Ekspor Impor Disperindag Tabanan, Nurhayati, S.E., M.Si., mengungkapkan, saat ini kenaikan harga bahan pangan mulai melebar, selain terjadi pada komoditi cabai merah kecil yang sejak beberapa minggu terakhir terus melonjak. Lonjakan harga yang terjadi pada bawang merah dan cabai merah besar masih dipicu dampak cuaca buruk atau sama seperti penyebab lonjakan pada cabai merah kecil yang terjadi belakangan ini.

Dia berasumsi, cuaca buruk telah mengakibatkan produksi di tingkat petani menjadi terdampak mudah busuk dan turunnya produksi, sehingga hal itu pula yang mengakibatkan pasokan barang ke sejumlah pedagang di pasar tradisional mengalami penurunan dari biasanya. Katanya, selama ini untuk pasokan bawang merah cenderung didatangkan dari luar Tabanan. Seperti, dari daerah Bangli dan Lombok.

“Kini, pasokan barang dari daerah tersebut berkurang, sehingga mempengaruhi harga di pasaran. Selain itu, faktor pendistribusian yang agak terkendala akibat hujan dan umur simpan barang yang singkat karena cepat busuk, hal itu juga menjadi penyebab dari melonjaknya harga saat ini,” tuturnya.

Kata Nurhayati, saat ini meski harga komoditi tersebut naik, untuk pasokan barang ke pasaran masih aman. Artinya, belum mengakibat kelangkaan. Selain itu, jika dibandingkan dengan lonjakan harga untuk bawang merah yang terjadi, saat ini kondisinya masih di kisaran wajar karena sebelumnya untuk komoditi tersebut pernah melonjak di atas harga yang berlaku saat ini.

Pedagang bahan pangan, Ketut Siki mengungkapkan, harga sejumlah komoditi bumbu-bumbuan memang bergerak naik saat ini. Tapi, kenaikan harga sudah terjadi di tingkat pengepul, sehingga pedagang hanya mengikuti besaran kenaikan harga yang diberikan untuk dijual kembali ke konsumen.

“Harganya sudah naik di tingkat pengepul, sehingga saya terpaksa ikut menyesuaikan saja. Selain itu, saya pun tidak berani menyetok barang terlalu banyak. Takut harga tiba-tiba berubah turun,” kilahnya. *man