Sesuaikan Konsep Usaha dengan Kondisi

DI masa pandemi, banyak bermunculan usaha baru di bidang kuliner. Para pelaku usaha pun berupaya mengaplikasikan konsep dan memberikan penawaran terbaik agar mampu menjadi pilihan masyarakat.

362

DI masa pandemi, banyak bermunculan usaha baru di bidang kuliner. Para pelaku usaha pun berupaya mengaplikasikan konsep dan memberikan penawaran terbaik agar mampu menjadi pilihan masyarakat.

Seperti usaha kuliner yang diberi nama Wr. Bubble, yang mengembangkan konsep baru, unik dan cocok diterapkan di era new normal. Pengelola Wr. Bubble, Wayan Sidiartha Astawa mengungkapkan, usaha kuliner yang beralamat di Jalan Raya Luwus-Bedugul, Tabanan ini mengusung konsep resto bubble. Tempat kuliner ini mulai dibuka 29 Januari 2021.

Ide bisnisnya muncul ketika ia menyadari konsep resto bubble di Bali belum ada. “Saya ingin mencoba mengembangkan konsep ini. Mengapa saya memakai konsep bubble, karena sangat mendukung sekali dengan keadaan seperti saat sekarang ini di masa pandemi. Saya lihat peluang bisnisnya cukup besar, makanya saya memberanikan diri untuk mengembangkannya, ujarnya.

Ia mengaku telah mempelajari konsep resto bubble dan berkesimpulan konsep ini mempunyai kekuatan bisnis luar biasa, terlebih di masa pandemi. “Sekarang orang di masa pandemi selalu ingin mencari aman. Kalau orang ke Wr. Bubble untuk makan, amannya dapat dengan konsep bubble ini,” tandasnya.

Menurutnya, pandemi adalah masa yang tepat untuk memulai usaha. Apabila saat pandemi mampu mengelola usaha dengan baik, maka saat kondisi normal nanti seseorang akan lebih mudah beradaptasi.

“Di sinilah ujiannya di masa pandemi yang mempunyai niat serius untuk membuka usaha. Ketika daya beli masyarakat turun kami di Wr. Bubble tetap memakai strategi dengan menjual makanan kami dengan harga kaki lima. Biasanya dengan tempat yang unik dan menarik, masyarakat biasanya mengira pasti harga makanannya mahal sehingga masyarakat luas takut untuk berbelanja. Beda dengan di sini,” jelasnya.

Menu andalan Wr. Bubble adalah iga bakar dan babi panggang. Masakan tradisional juga menjadi suguhan utama seperti jukut paku plecing dan daun singkong. Selain itu pihaknya juga menyediakan menu-menu lainnya dengan bahan lokal, seperti olahan ayam, pizza, ikan, salad, sup dan lain sebagainya.

Sejauh ini respons masyarakat terhadap Wr. Bubble terbilang sangat positif. Masyarakat antusias datang ke Wr. Bubble. “Kami minta maaf ke konsumen yang khusus datang di hari Minggu kadang-kadang enggak dapat tempat. Selain Minggu, saat libur nasional dan Sabtu juga sering nolak tamu karena kapasitas kita tidak mencukupi,” katanya. *suk