SELAIN usaha kuliner, berbisnis tanaman juga memberi peluang ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya bunga anggrek yang banyak dicari masyarakat terutama yang memiliki kecintaan terhadap tanaman.
I G.A. Swastiari adalah salah seorang yang telah menjalankan peluang ini. Memanfaatkan lahan kosong di halaman rumahnya, bisnis yang dijalankannya mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Wanita asal Gianyar ini pada awalnya hanya sebagai penghobi anggrek. Namun, seiring berjalannya waktu banyak rekannya tertarik mengoleksi miliknya. Hal ini pun membuatnya menjadikan hobinya tersebut sebagai bisnis.
Jenis anggrek yang dijualnya beragam, tetapi yang banyak dicari konsumen ialah jenis dendro dan anggrek bulan. Ia menjualnya dengan harga beragam mulai Rp 85.000 hingga Rp 150.000 per buah. “Kalau bibit beda lagi harganya,” ungkap Swastiari saat ditemui di Denpasar, Kamis (4/3) kemarin.
Disinggung soal cara pemasaran, dia mengaku lebih sering memanfaatkan media sosial. Namun, untuk transaksi, konsumen biasanya datang langsung ke tempatnya atau dibawakannya. Para konsumen yang mencari anggrek di tempatnya datang dari seluruh Bali, seperti Klungkung, Gianyar, Bangli dan Denpasar. “Bahkan, beberapa pedagang asal Karangasem yang kebetulan lewat Gianyar juga mampir untuk beli bunga,” terangnya.
Menurutnya, tingginya minat masyarakat terhadap tanaman anggrek untuk menghilangkan kejenuhan di tengah pandemi Covid-19. “Kebanyakan yang beli adalah penghobi anggrek. Lumayan mengisi kesibukan mereka dan menghilangkan kejenuhan,” imbuhnya. *wid