Denpasar (bisnisbali.com) –Pelaku pariwisata optimis Bali bisa dibuka untuk wisatawan mancanegara (wisman) dengan menerapkan program Free Covid-19 Corridor (FCC). Ditambah lagi dengan adanya vaksinasi yang sedang digencarkan saat ini.
Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana, di Denpasar, Kamis (4/3) kemarin, menerangkan Bali sangat memungkinkan mendatangkan wisman, terlebih Bali merupakan destinasi yang paling dicari pelancong saat ini. “Bali bisa fokus terhadap empat negara yaitu Australia, Jepang, Cina dan Korea untuk bisa memulai travel bubble ini. Tentu mesti dilakukan lobi-lobi agar rencana tersebut bisa terlaksana dan bukan hanya wacana,” katanya.
Ramia menerangkan, pelaksanaan vaksinasi diharapkan membuka celah dibukanya kembali pariwisata Bali, Indonesia, bahkan dunia. “Jadi, program vaksinasi di Bali saya setuju dengan statement Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahwa minimal 70 persen penduduk Pulau Dewata diprioritaskan untuk divaksin agar Bali menjadi green destination dan siap dibuka untuk pelaksanaan FCC,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini ada dua destinasi yaitu Nusa Dua dan Ubud yang dijadikan prioritas utama dalam penerapan FCC. Pertimbangannya, fasilitas pendukung di Nusa Dua sudah lengkap, termasuk jarak dari bandara yang cukup dekat. Sedangkan Ubud merupakan destinasi yang mengedepankan adat, seni, budaya dengan lingkungan alam yang asri yang merupakan ciri khas pariwisata Bali.
“Dengan adanya Covid-19 ini pariwisata Bali seakan akan di-reset dan ketika era baru dimulai dengan penerapan FCC maka pariwisata akan kembali menampilkan kekhasan pariwisata budaya yang adi luhung yang dibalut dengan nuansa alam yang asri dengan pelayanan ramah ala orang Bali,” imbuhnya.
Ia pun mengakui, tentu pelaksanaan ini akan diawasi dan dievaluasi dengan ketat oleh Kemenparekraf, tim gugus tugas serta Kementerian Kesehatan untuk menghindari terjadinya klaster baru. Dia menilai, kedua daerah tersebut sudah siap dengan mitigasi dan isolasi wilayah agar tidak berdampak terhadap wilayah lainnya. ”Saya berharap dengan suksesnya pelaksanaan di kedua daerah tersebut akan membuka peluang untuk diterapkan di wilayah lainnya seperti Jimbaran, Kuta, Legian, Seminyak, Sanur, Candi Dasa, Nusa Penida, Lovina dan daerah lainnya,” harapnya.
Ramia pun menyebutkan, harapan para pelaku pariwisata bahwa pariwisata segera dibuka dan diperlukan timeline agar bisa melakukan strategi yang tepat di dalam mempersiapkan usahanya di buka. Sebab ketika pariwisata dibuka tidak serta merta tamu akan datang ke Bali. Oleh karenanya, tentu ada proses yang harus dilalui mulai dari dibukanya border oleh Kementerian Luar Negeri. Kemudian, kerja sama maskapai penerbangan, travel agent partner untuk menjual paket-paket wisata dan kesiapan bandara dalam hal mitigasi jika ada wisatawan yang terpapar virus ketika berada di bandara dan seterusnya. *dik