Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliFCC  dan  ’’Soft Loan” Jadi Harapan Kebangkitan Pariwisata

FCC  dan  ’’Soft Loan” Jadi Harapan Kebangkitan Pariwisata

Kepastian adanya soft loan dan penerapan Free Covid-19 Corridor (FCC) menjadi harapan bagi pelaku pariwisata di Bali untuk segera bangkit.

Denpasar (bisnisbali.com) – Kepastian adanya soft loan dan penerapan Free Covid-19 Corridor (FCC) menjadi harapan bagi pelaku pariwisata di Bali untuk segera bangkit. Sebab, ada angin segar kalau wisatawan Tiongkok akan siap berkunjung ke Bali.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, di Renon mengatakan, penerapan FCC yang akan diadopsi Bali merupakan konsep yang sama diterapkan di Morowali, Sulawesi Tengah. Namun, di Morowali yang didatangkan adalah TKA yang mencapai 5.000 orang dalam sebulan untuk bekerja di daerah tersebut.

“FCC idenya dari sana dan berpeluang untuk mendatangkan wisatawan. Pastinya wisatawan yang datang harus divaksin dan dicek di sini, pulangnya juga dicek. Harus ada garansinya soal kepastian tersebut,” ujarnya.

Dia pun menyebutkan, saat ini sebagai awalan ada respons kurang lebih 1.000 wisatawan Tiongkok akan ke Bali. “Pelan-pelan dahulu. Kuncinya sebelum mendatangkan wisatawan, kita di sini harus divaksin dulu termasuk tempat wisatanya,” terangnya. Berdasarkan informasi rencananya daerah yang akan dikunjungi yakni Badung, Denpasar, Gianyar dan Klungkung.

Sementara terkait soft loan, Ketua Bali Tourism Board (BTB) ini menjelaskan, saat ini tengah mencari bentuk dan pihaknya terus berjuang agar bisa terealisasi. Pelaku pariwisata diharapkan bersabar menunggu. “Dikawal oleh KPw BI Bali kami benar-benar yakin 90 persen yang diajukan tidak menyalahi aturan,” ucapnya sambil menambahkan, untuk membuat kembali reborn pariwisata Bali ada dua yaitu berkaitan dengan vaksin dan soft loan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan, pelaku usaha pariwisata sangat berharap pada triwulan I tahun 2021 ini sudah bisa dibuka border luar negeri. “Strategi sebelumnya, teman pengusaha memerlukan modal kerja karena selama setahun kehilangan suplayer dan tenaga kerja. Karenanya, diperlukan soft loan agar pelaku usaha bisa bangkit,” jelasnya.

Seperti diketahui bersama, masuk Februari ini kondisi masih dinamis. Kabar gembiranya, pemerintah saat ini gencar melakukan vaksinasi dan Bali termasuk daerah prioritas. Masyarakat Bali dari sisi ketaatan termasuk terbaik di Indonesia. Sebanyak 96 persen masyarakat taat memakai masker termasuk social distancing.

Sementara terkait FCC, diakuinya telah mengajukan ke pusat apakah bisa travel bubble dengan pola FCC. FCC untuk Bali saat ini sudah ada agen luar menyanggupi mengajak wisatawan datang ke Pulau Dewata meski kedatangan wisatawan mancanegara masih terhalang dengan pembukaan batas negara. Kedatangan wisatawan mancanegara diharapkan pelaku usaha agar tidak menjual aset di tengah pemburukan ekonomi akibat pandemi Covid-19. “Kepastian mendatangkan wisatawan Tiongkok dengan FCC tetap menunggu keputusan pemerintah pusat,” katanya. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer