Naik Daun di Tengah Pandemi

KAIN endek belakangan ini sedang naik daun. Pecinta fashion di Indonesia hingga mancanegara makin menggandrunginya, apalagi sejak brand fashion ternama, Dior mengangkatnya sebagai tema busana.

228

KAIN endek belakangan ini sedang naik daun. Pecinta fashion di Indonesia hingga mancanegara makin menggandrunginya, apalagi sejak brand fashion ternama, Dior mengangkatnya sebagai tema busana. Belum lagi, berkat kerja keras Gubernur Bali, Wayan Koster yang mengeluarkan SE No. 04 tahun 2021, yang pada intinya mengimbau penggunaan busana berbahan kain endek untuk kalangan lembaga atau instansi, kini endek makin banyak dicari.

Hal tersebut berdampak positif bagi perajin kecil. Banyak di antara perajin endek yang mendapat “berkah” di tengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19. “Saya menyambut baik karena hal ini akan mengundang pemakaian endek yang lebih lagi sehingga memberi motivasi lebih untuk kami mendapatkan lebih banyak pembeli,” tutur I.B. Adnyana, pemilik UD Putri Ayu.

Menurutnya, pihaknya sangat terdampak kondisi ekonomi yang terpuruk akibat pandemi. Namun dengan adanya upaya Pemprov Bali mempromosikan endek, para perajin endek kini mendapat harapan baru. “Upaya Pemerintah Provinsi Bali melalui kebijakan penggunaan pakaian endek Bali setiap hari Selasa selain melestarikan kain endek Bali juga untuk menciptakan pasar bagi UKM/IKM tenun. Kebijakan ini dipastikan meningkatkan jumlah kebutuhan peminat endek walaupun terbatas karena kondisi pandemi,” jelasnya.

I.B. Adnyana menyebutkan, kebijakan pemerintah ini perlu mendapat dukungan maksimal dari berbagai komponen. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan para perajin endek Bali kembali bangkit untuk memproduksi kain-kain yang berkualitas sehingga endek Bali menjadi kearifan budaya lokal yang mendunia.

Lebih lanjut dia menceritakan perkembangan usahanya. Sebelum pandemi, tepatnya pada tahun 2005, usahanya tengah berkembang cukup pesat. Bahkan, untuk mengimbangi permintaan kain endek, pihaknya menggunakan alat tenun mesin (ATM) serta pengembangan desain dengan sistem dobby. Perpaduan alat tradisional dan modern menghasilkan karya yang sangat rapi dan menarik. Selain itu, pihaknya memiliki motif yang unik dan berbeda dari pertenunan di Bali lainnya.

“Intinya, kami di pertenunan Putri Ayu berkomitmen memberi pelayanan yang prima untuk memuaskan konsumen dan sekaligus dapat mensejahterakan karyawan. Saat ini pertenunan Putri Ayu sudah memiliki karyawan sebanyak 50 pekerja yang selalu siap melayani konsumen,” katanya. *suk