Dampak Bencana di Jawa, Harga Cabai Rawit Meroket

Sempat mengalami penurunan harga setelah sempat naik signifikan pada akhir tahun lalu, kini harga cabai di tingkat pedagang pasar tradisional di Kabupaten Tabanan kembali melonjak.

229
CABAI - Pemantauan harga cabai rawit di Pasar Kediri yang dilaksanakan Disperindag Tabanan.

Tabanan (bisnisbali.com) –Sempat mengalami penurunan harga setelah sempat naik signifikan pada akhir tahun lalu, kini harga cabai di tingkat pedagang pasar tradisional di Kabupaten Tabanan kembali melonjak. Harga cabai rawit menyentuh Rp 100 ribu per kg. Terganggunya pasokan dari luar Bali, jadi salah satu pemicu lonjakan harga.

Berdasarkan data hasil pemantauan atau monitoring harga oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di sejumlah pasar di Kabupaten Tabanan, Senin (22/2), cabai rawit atau cabai merah kecil kualitas I diperdagangkan di posisi Rp 100 ribu per kg. Artinya ada kenaikan Rp 15 ribu dari kisaran harga sebelumnya yakni Rp 85 ribu per kg.

Kemudian, harga cabai merah kecil kualitas II naik ke posisi Rp 95 ribu per kg dari posisi Rp 80 ribu per kg. Lonjakan juga terjadi pada komoditi bawang putih kualitas I yang naik ke Rp 26 ribu per kg dari posisi sebelumnya Rp 25 ribu per kg dan bawang putih kualitas II naik menjadi Rp 24 ribu per kg dari posisi sebelumnya Rp 23 ribu per kg.

Selain mencatat terjadinya lonjakan harga, Disperindag juga mencatat terjadi penurunan harga untuk komoditi tomat dan cabai merah besar. Harga tomat turun dari Rp 8 ribu per kg menjadi Rp 5 ribu per kg sedangkan cabai merah besar turun dari Rp 42 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg. Sementara untuk komoditi lainnya di antaranya beras premium, stabil di kisaran Rp 12 ribu per kg, daging ayam ras Rp 33 ribu per kg, daging sapi kualitas I Rp 110 ribu per kg, dan daging babi kualitas I Rp 90 ribu per kg.

Kepala Seksi Pengendalian dan Penyaluran Ekspor Impor Disperindag Tabanan, Nurhayati, S.E., M.Si. mengungkapkan, lonjakan harga cabai rawit yang sudah terjadi sejak dua hari terakhir ini merupakan yang paling menonjol di antara sejumlah komoditi yang mengalami kenaikan saat ini. Prediksinya, lonjakan pada salah satu hasil pertanian ini dipicu oleh terganggunya pasokan cabai rawit dari Jawa, seiring dengan bencana yang terjadi di sejumlah sentra produksi di Jawa saat ini.

“Biasanya rutin saya lihat pasokan cabai rawit dari Jawa ini masuk ke sejumlah pasar di Tabanan. Tapi belakangan itu tidak terjadi lagi karena memang kondisi di Jawa yang mengalami bencana banjir sekarang ini,” tuturnya.

Kata Nurhayati, selain karena terhambatnya distribusi, saat ini produksi cabai rawit di Jawa juga berpotensi tidak maksimal akibat dampak cuaca dan bencana banjir. Kondisi tersebut kemudian membuat harga cabai rawit melonjak. Sebab saat ini semua kebutuhan konsumen akan cabai rawit hanya terpenuhi oleh pasokan petani lokal, yakni dari Baturiti.

Sambungnya, kondisi serupa juga terjadi pada bawang putih yang juga mengalami lonjakan harga. Tapi menurutnya, untuk lonjakan harga bawang putih ini lebih disebabkan karena terganggunya distribusi saja, sedangkan stok secara nasional masih tercukupi karena bawang putih yang beredar di pasaran selama ini merupakan komoditas impor dari Tiongkok. *man