Denpasar (bisnisbali.com) –Dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali memberikan harapan baru bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Baru beberapa hari dikeluarkan, SE tersebut telah memberi pergerakan bagi pelaku usaha terkait, dengan mulai meningkatnya permintaan terhadap kain endek.
Salah seorang pelaku UMKM, Cokorda Istri Mirah, S.E.,M.AP. saat ditemui di Denpasar, Selasa (16/2) kemarin, mengatakan kebijakan tersebut memberikan dampak luar biasa bagi UMKM di Bali. Di samping itu, dengan dikeluarkannya SE Gubernur yang mengajak instansi pemerintahan, swasta, hingga pimpinan organisasi untuk menggunakan kain tenun asli Bali ini memberikan gairah bagi perajin untuk menyalurkan ide-ide dan terus berproduksi dikarenakan sudah ada pembeli.
Pemilik Odenant Tekstil ini mengaku, sejak dikeluarkannya SE tersebut, permintaan kain tenun endek sudah mulai ada. Bahkan tidak sedikit yang menanyakan motif seragam. Pihaknya mengatakan, sudah dari sejak awal memiliki persediaan kain tenun endek.
Disinggung terkait motif yang lebih banyak dicari, saat ini permintaan lebih kepada endek motif geringsing dengan warna merah kehitaman. Cok Mirah mengatakan, pihaknya menyediakan beragam motif dan warna. Demikian pula dari segi harga, disediakan dari harga termurah hingga termahal.
“Untuk tenun endek itu mulai Rp 100.000 per potongnya berupa bahan. Kalau untuk tenun endek Bali harganya lebih tinggi sedikit,” ungkapnya sembari mengatakan, tenun endek ada yang asli buatan perajin Bali dan dari luar Bali.
Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi, UMKM dan Pemberdayaan Perempuan Kadin Denpasar ini juga mengatakan, para karyawannya aktif menjelaskan kepada pelanggan mana tenun endek yang asli dari perajin Bali dan mana dari luar Bali.
Hal senada diungkapkan pemilik Galery Endek, Mirah Krsnayanthi. Sejak SE penggunaan busana endek setiap hari Selasa ini dikeluarkan, permintaan pakaian endek di tokonya mulai meningkat. Tidak hanya untuk pakain jadi, kain meteran pun banyak yang mencari.
Disinggung soal harga, Mirah mengatakan, harga yang ditawarkan mulai Rp 200.000 per potong untuk kain. Sementara untuk pakaian jadi dimulai Rp 250.000 hingga Rp 400.000 per pcs. Pihaknya mengaku optimis ke depannya penjualan bisa lebih meningkat. “Semoga dengan dikeluarkannya kebijakan baru, penjualan kami ada peningkatan yang setelah sebelumnya turun drastis,” imbuhnya. *wid