Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi Incubation Program (PIP) yang dikemas dalam Bantuan Stimulus Produktif (BSP) menarik antusias masyarakat. Pada program tahap kedua yang dilaksanakan Pemkot Denpasar melalui Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Bekraf dan STIMIK Primakara, BPD Bali serta inkubator bisnis ini, sebanyak 7.715 peserta telah melaksanakan pendaftaran awal.
Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Wayan Hendaryana, Selasa (16/2) kemarin, menjelaskan kuota yang disediakan hanya 1.680 peserta dan saat ini sedang persiapan pelaksanaan verifikasi. “Jadi, nanti akan dilaksanakan pelatihan dan pendalaman minat melalui ideasi, workshop dan pemasaran. Di sana akan kelihatan masyarakat yang menghasilkan sebuah ide atau pengembangan usaha yang nantinya menerima Bantuan Stimulus Produktif (BSP),” katanya.
Diberitakan sebelumnya, PIP tahap II merupakan sebuah upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi lewat usaha rintisan masyarakat. Kegiatan ini dikemas melalui pemberian BSP sebesar Rp 1,5 juta. “Besarannya naik dari Rp 1 juta tahun lalu menjadi Rp 1,5 juta tahun ini untuk masyarakat Kota Denpasar yang ingin membuat usaha,” ujar Kadis Pariwisata Kota Denpasar M.A. Dezire Mulyani.
Ada pun syarat penerima yakni masyarakat umum yang memiliki KTP Denpasar. Calon penerima akan melakukan registrasi pada sistem sekaligus penyaringan agar tepat sasaran. Mereka yang pernah mendapatkan stimulus ini tahun 2020 otomatis tak akan bisa mendaftar lagi. Setelah dinyatakan lolos, nantinya peserta mengikuti pendampingan selama tiga bulan. “Mereka bisa memilih minat di bidang kuliner, fashion, kerajinan dan lainnya,” katanya.
Pendampingan berlangsung April hingga Juni 2021. Untuk pendampingan disediakan 20 tim pendamping dari inkubator bisnis. Selain itu, pihaknya akan melakukan kompetisi di antara para penerima yang sudah membuka usahanya. Empat orang terbaik akan mendapatkan penghargaan masing-masing Rp 5 juta.
Tahun 2020 lalu lolos sebanyak 2.700 penerima stimulus produktif ini. Stimulus dikhususkan untuk pelaku UMKM dan pekerja pariwisata yang terdampak Covid-19. *wid