Denpasar (bisnisbali.com) –Kerja sama dalam mempromosikan ekspresi budaya tradisional Indonesia untuk tenun endek Bali telah diresmikan dengan penandatanganan kerja sama yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster dan Christian Dior Couture, S.A. secara virtual, Kamis (11/2) lalu. Kerja sama ini memberikan dampak positif bagi perajin kain tenun endek Bali di tengah pandemi Covid-19 yaitu mengalami lonjakan pesanan.
Perajin Putri Ayu, Ida Ayu Puspita Hartaty, yang menjadi salah satu vendor Christian Dior, mengatakan kerja sama ini memberikan dampak positif terhadap penenun atau perajin kain tenun endek Bali yang sempat dirumahkan karena pandemi. “Untuk memenuhi pesanan Christian Dior, kami di Perajin Putri Ayu menggandeng 45 penenun Bali. Sebanyak 30 penenun dari Blahbatuh yang merupakan asuhan Putri Ayu, 6 penenun Srisedana Sukawati dan sisanya 9 penenun dari Giri Putri Bangli,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, mendunianya kain tenun endek Bali membuat pihaknya mengalami lonjakan pemesanan kain endek dengan motif yang sama seperti Christian Dior. Ia berharap hadirnya Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali yang sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali yang sudah diimplementasikan dalam Pameran Bali Bangkit, mampu memberikan dampak positif kepada perajin tenun lokal Bali.
Hal senada juga diungkapkan oleh vendor lainnya, Anak Agung Ngurah Manik, dari CV Puri Bintang. Pihaknya menyampaikan rasa terima kasih kepada Gubernur Bali Wayan Koster dan Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Koster atas kerja kerasnya memfasilitasi perajin tenun endek Bali ke dunia internasional melalui kerja sama dengan rumah mode dunia asal Prancis, Christian Dior.
Untuk memenuhi ekspektasi rumah mode dunia itu, proses pengerjaan kain tenun endek motif Bali asli ini dilakukan dengan kualitas kontrol yang ketat. “Biasanya kami menggunakan sisir 30 untuk motif kain, namun sekarang kami memakai motif sisir 70. Memang ada sedikit lonjakan harga, namun motif seperti ini kami optimis bisa dijual di Bali juga,” jelasnya seraya berharap kerja sama ini bisa memengaruhi penjualan yang sempat sepi di masa pandemi Covid-19. *wid