DITEMANI Gubernur Bali Wayan Koster dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI Yasonna H. Laoly berkesempatan melihat aneka ragam motif dan warna kain endek Bali di Pameran IKM Bali Bangkit di Lantai 1 Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar. Kegiatan ini berlangsung usai menghadiri acara penyerahan sertifikat Kekayaan Intelektual, Jumat (5/2) lalu.
Setibanya di stan pameran proses penenunan kain songket Bali, Menteri Yasonna semakin tergugah untuk segera menyelamatkan warisan Kekayaan Intelektual (KI) Kepemilikan Komunal berupa Ekpresi Budaya Tradisional dan Pengetahuan Tradisional di Nusantara. Sebab, proses penenunan untuk satu kain songket saja memakan waktu sangat lama dan menggunakan alat tenun tradisional.
“Saya harap Bapak Gubernur Koster membuat video aktivitas menenun kain songket Bali atau kain endek Bali, kemudian memberi tahu pemilik rumah mode asal Prancis, Christian Dior, agar dia mengetahui proses terciptanya kain yang indah ini memakan waktu sangat panjang,” ujar Yasonna yang membeli dua kain endek Bali bermotif tulisan aksara Bali warna merah dan hitam di stan pameran Tenun Putri Ayu.
Sementara itu, Gubernur Koster menyampaikan Pameran IKM Bali Bangkit yang dibuat oleh Dekranasda Provinsi Bali merupakan program inovasi dengan tujuan membangkitkan kembali perekonomian selama pandemi Covid-19, sehingga Industri Kecil Menengah (IKM) di Pulau Dewata memiliki kreativitas.
“Selain itu, Pameran IKM Bali Bangkit ini digelar sebagai upaya membangkitkan produksi pasar di dalam dan luar negeri serta mengembangkan produk lokal yang sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali guna mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru khususnya dalam penguatan dan pemajuan adat, tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal. Ini sesuai prinsip Tri Sakti Bung Karno, yakni Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan,” tegas mantan anggota DPR-RI 3 periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Sebelumnya, Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Koster menyatakan Pameran IKM Bali Bangkit diikuti 50 IKM. Pameran menyajikan hasil kerajinan asli Bali, baik kain tenun, perak, ukiran batu, kayu dan lainnya yang mempunyai ciri khas tersendiri dan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Selama pameran, Dekranasda Bali melarang peserta menjual produk tiruan seperti songket bordiran dan alpaka.
“Kita ingin menonjolkan produk asli Bali yang berkualitas, jadi penuhi itu. Jangan menjual produk tiruan yang menurunkan kualitas yang asli. Kain songket Bali sudah kondang sebagai produk berkualitas dan mendunia, maka tidak perlu menjual kain songket bordir yang sudah pasti kualitasnya rendah. Kalau kain songket bordir sampai beredar dalam pameran ini, sudah ada yang mencederai warisan leluhur Bali. Untuk itu, saya mengajak para perajin jangan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati produk seperti itu,” tegas pendamping orang nomor satu di Pemprov Bali ini.
Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ida Ayu Kalpika menyebutkan, Pameran IKM Bali Bangkit berlangsung 1 Februari hingga 31 Maret 2021. Ajang ini memamerkan perhiasan perak dan emas, batu permata, payasan Bali, tenun endek dan songket, fashion, produk sepatu, sandal, tas, kerajinan logam, kerajinan kayu, spa dan usada serta kerajinan lainnya. *wid