Denpasar (bisnisbali.com) – Promosi paket work form Bali yang menjadi wacana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh industri pariwisata Bali. Sebab, paket work from Bali yang sudah dibuat sejak awal pandemi belum mendapat respons positif dari masyarakat ataupun wisatawan.
General Manager salah satu resort di kawasan Ubud, I Wayan Parka, saat dihubungi, Kamis (4/1), mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi rencana Menparekraf yang ingin mempromosikan paket work from Bali. Hal ini menjadi harapan pihaknya untuk menaikkan demand dan tren kunjungan wisatawan ke Bali.
“Sebenarnya dari awal masa pandemi di Bali, sekitar bulan Maret 2020, di hampir semua akomodasi di Bali mengeluarkan paket yang serupa. Seperti Sankara Resort & Spa (resort yang dikelolanya-red) ada kita keluarkan program Work from Resort, A Day in Resort, dan sebagainya yang ini menurut kami menarik, namun kurang begitu mendapat respons yang positif dari pasar. Mungkin karena skalanya masih kecil dan prioritas orang lebih nyaman bekerja di kantoran ataupun di rumahnya sendiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, jika Menparekraf bisa memberikan paparan yang lebih luas dalam hal ini, misalnya menjadi gerakan skala nasional, pihaknya tentu mengaku akan menyamput postif hal tersebut. Disinggung soal tarif, Parka mengatakan untuk paket Work from Bali lebih terjangkau, dibandingkan tarif hunian per malam, karena sudah dipaketkan. “Paket itu termasuk makan dan minum, yang tentunya juga free wifi connection,” terangnya.
Hal senada diungkapkan General Manager di salah satu resort di kawasan Mambal, Badung, I Wayan Sumandia. Dia mengungkapkan, paket work from hotel yang dimilikinya tidak begitu diminati. Pasalnya sejak di-launching September 2020 lalu, belum satupun paket ini terjual. “Di tempat kami yang laku lebih ke paket day light yaitu berenang bersama keluarga dengan ketentuan waktu selama 6 jam serta paket spa lengkap dengan makan,” terangnya. *wid