TAHUN 2021 yang masih diselimuti pandemi Covid-19, sehingga belum memberi harapan bagi pelaku usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM). Pasalnya, lemahnya perekonomian akibat pandemi membuat para pelaku usaha tidak bisa melakukan ekspansi yang diharapkan.
Seperti dikatakan oleh salah seorang pelaku UMKM di Denpasar, Mirah Krsnayanthi, yang menyebut tahun ini merupakan tahun bertahan. Menurut pemilik butik busana adat ini, peluang di pasar pakaian adat atau kebaya terdampak dalam kondisi ini akibat pembatasan penyelenggaraan kegiatan keagamaan. “Kalau untuk fashion global, market remaja masih bisa hidup. Sementara kebaya kami upayakan sebatas bertahan dulu,” ungkapnya saat ditemui di butiknya di Jalan Tukad Batanghari, Denpasar.
Mia panggilan akrabnya mengaku harus bisa bertahan, minimal tidak sampai memberhentikan (PHK) karyawan. Upaya bertahan dilakukannya dengan terus berkreasi memberikan produk menarik dan cara penjualan yang mampu memikat minat masyarakat . Di samping itu, mengukur jumlah produksi dengan permintaan saat ini harus diperhatikan. “Intinya, kita harus gerak terus, karena semakin diam akan semakin terpuruk nantinya,” jelas ibu dua anak ini.
Disinggung cara berinovasi, Mia menyatakan dirinya lebih banyak menciptakan produk yang simpel dan elegan dengan harga terjangkau. Hal ini disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang masih lesu saat ini. Selain melayani permintaan offline melalui tiga toko yang tersebar di Kota Denpasar, pihaknya menggencarkan penjualan online. Hal ini juga didukung berbagai inovasi di media sosial. *wid