Denpasar (bisnisbali.com) –Bali mendapatkan anggaran sebesar Rp 100 miliar dari APBN melalui Kementerian Pertanian, untuk mendukung pengembangan sektor pertanian di tahun 2021. Namun saat ini anggaran tersebut masih di-review dikarenakan adanya refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19.
“Sekarang lagi di-review di pusat, karena ada refocusing anggaran untuk beli vaksin,” ujar Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I.B. Wisnuardhana didampingi Kabid Produksi I Wayan Sunartha, saat dikonfirmasi soal penggunaan anggaran tersebut, Rabu (27/1) kemarin.
Meski demikian, Sunartha mengatakan, terkait penggunaan anggaran tersebut akan tetap disesuaikan dengan perencanaan sebelumnya. Namun, akan ada volume yang kemungkinan akan dikurangi. “Untuk jumlah pasti, kami belum mengetahui karena masih dalam pembahasan di pusat,” ungkapnya.
Beberapa program yang akan dikembangkan pada tahun 2021 di antaranya, pengembangan kawasan kedelai, padi inbrida, padi khusus, padi bio, jagung hibrida untuk pakan ternak dan jagung inbrida untuk pangan masyarakat. Di samping itu juga akan dilakukan pengembangan tanaman cabai merah dan bawang putih. Sementara, untuk program di hilir, Sunartha mengatakan akan ada pengadaan alat pascapanen padi dan jagung, pengolahan beras dan pengolahan cabai dan bawang merah. Pengembangan program pertanian ini akan di semua kabupaten/kota di Bali.
Kadis Wisnuardhana sebelumnya menjelaskan, alokasi dana Rp 100 miliar untuk sektor pertanian di Provinsi Bali tahun 2021 ini tidak terlepas dari koordinasi intensif antara Pemprov Bali dengan Kementerian/Lembaga terkait di pusat. Hal ini juga sebagai bentuk rewards Kementerian Pertanian RI atas keberhasilan program pembangunan sektor pertanian Provinsi Bali khususnya saat pandemi Covid-19. *wid