SEIRING dengan rampungnya restorasi palinggih di Pura Luhur Uluwatu yang termasuk Pura Sad Kahyangan dan merupakan salah satu cagar budaya, bertepatan dengan Redite Kilwon Wuku Watugunung, Sasih Kaulu, Minggu (24/1) lalu, dilaksanakan upacara pamelaspas sebagai upaya penyucian. Upacara melaspas dipuput Ida Pedanda Arimbawa dari Griya Sari Tegal dan dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa, Bendesa Adat Pecatu yang juga anggota DPRD Badung, I Made Sumerta, Camat Kuta Selatan Ketut Gede Artha, Pj. Perbekel Pecatu, Panglingsir Puri Agung Jro Kuta I G.N. Jaka Pratidnya (Turah Joko), para pemangku dan masyarakat setempat.
Selain di Pura Luhur Uluwatu, upacara melaspas juga dilaksanakan di Pura Beji Uluwatu, Pura Pererepan dan Pura Kulat. Pada kesempatan tersebut, sebagai pamedek dan krama Desa Pecatu, Sekda Adi Arnawa mendapat kehormatan mundut Ida Betara untuk dilinggihkan (distanakan) pada salah satu palinggih meru di Pura Luhur Uluwatu.
Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta mengatakan, dilaksanakannya upacara melaspas di Pura Luhur Uluwatu ini setelah dilakukannya restorasi, karena beberapa bangunan palinggih dan prerai mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh cuaca alam. Dikatakan, upacara melaspas tujuannya adalah untuk penyucian pura.
“Tentunya sebagai pangempon dan masyarakat Pecatu, kami sangat berterima kasih dengan dukungan puri dalam hal ini Puri Agung Jro Kuta Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Badung, sehingga restorasi di Pura Luhur Uluwatu dan beberapa Pura yang berkaitan erat dengan Pura Luhur Uluwatu di wilayah Pecatu dapat terlaksana. Hal ini sebagai bentuk komitmen dalam upaya melestarikan seni, adat, agama dan budaya yang telah menjadi salah satu prioritas program pembangunan di Kabupaten Badung,” jelasnya.
Sementara itu, Panglingsir Puri Agung Jro Kuta Turah Joko mengaku bersyukur, restorasi beberapa bangunan palinggih dapat diselesaikan dengan baik serta mengajak masyarakat dan pamedek untuk selalu ingat atau eling dan ngrastiti bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana di Pura Luhur Uluwatu, tetap menjaga kebersihan pura dan ikut merawat pura dengan baik. Terlebih Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan yang harus dijaga kesucian dan keasriannya agar para pamedek yang tangkil bisa melaksanakan persembahyangan dengan khusuk.
“Kami sangat bangga melihat bangunan Pura yang telah berhasil direstorasi dan dibangun kembali seperti semula. Mari kita kesucian pura ini dengan baik agar napas religiusnya terus dapat memancarkan aura positif bagi kita semua sebagai umatnya,” ujarnya. *adv