Mangupura (bisnisbali.com) – Musim hujan tidak hanya memberi pengaruh terhadap lonjakan harga komoditi pertanian seperti cabai. Harga telur bebek pun ikut naik dikarenakan produksi menurun.
Peternak asal Petang, Badung, Kartika Maya Dewi saat ditemui, Minggu (24/1) kemarin, mengatakan, bebek merupakan salah satu jenis hewan ternak yang sangat sensitif dengan perubahan cuaca. Hal ini membuat produksi telur bebek pun menurun saat musim hujan seperti saat ini. Penurunan produksi mencapai 40 persen dari produksi harian pada musim lalu. “Cuaca dan faktor pakan sangat berpengaruh pada produksi telur bebek. Ketika musim hujan, hampir semua peternak mengatakan produksi telur bebek turun,” ungkapnya.
Diungkapkan Kartika, saat ini harga telur bebek mencapai Rp 2.600 per butir di tingkat peternak. Biasanya harga telur bebek hanya Rp 1.800 per butir saat kondisi normal. “Sejak hari ini (kemarin-red) kenaikan terjadi lagi Rp 100. Beberapa hari sebelumnya Rp 2.500 di tingkat peternak,” terangnya.
Kenaikan harga telur bebek sudah terjadi sejak Desember 2020. Karena adanya kenaikan harga di tingkat peternak ini, maka harga telur bebek di tingkat eceran pun mengalami peningkatan menjadi Rp 3.000 per butirnya. Saat ini peternak menyerahkan telur bebek Rp 75.000 per kerat. Per satu kerat isinya 30 butir telur.
Hal senada diungkapkan pengusaha telur asin, I.B. Indra Jaya Abadi. Saat ini, untuk pembelian jumlah banyak, ia mendapatkan harga Rp 2.800 per butir. Sebelumnya harga telur asin yang didapatkannya hanya Rp 2.200 per butir. Untuk produksi telur asin saat ini, Ida Bagus Indra mengaku tidak berani terlalu banyak, karena sulit menjual dengan harga yang terlalu tinggi. *wid