Denpasar (bisnisbali.com) – Di masa pandemi Covid-19 usaha travel agent mengalami keterpurukan. Tidak hanya untuk pangsa pasar wisatawan mancanegara, usaha travel agent yang menyasar wisatawan domestik turut terkena dampak cukup parah.
Seperti yang diakui oleh salah seorang pemilik usaha travel agent, Yusuf. Saat diwawancarai, Senin (25/1), dia mengatakan, saat ini usaha yang dilakoninya diam di tempat. Meski lebih menyasar wisatawan domestik, dia mengaku cukup terimbas dengan kondisi saat ini. Terlebih, sejak diberlakukannya kebijakan tes swab berbasis PCR. “Desember mestinya ramai, hanya karena ada kebijakan tes PCR, jadi mundur semua,” ungkapnya.
Saat liburan akhir tahun lalu, lanjut Yusuf, kebanyakan wisatawan memilih menggunakan kendaraan pribadi, penginapan juga dicari sendiri, sehingga travel agent pun tidak memiliki peluang. “Apalagi sekarang hotel-hotel jualan sendiri melalui online masing-masing. Ya, nggak nyalahin juga sih, karena mereka tidak bisa mengandalkan kita,” ujarnya.
Untuk saat ini, di tengah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dikatakannya permintaan jasa travel agent kosong. Dia mengaku hanya pada akhir Desember lalu sempat menjual produk rafting dan perjalanan ke Nusa Penida.
Yusuf mengatakan, kebanyakan pelanggannya adalah wisatawan dari Jakarta yang datang secara rombongan ke Bali. Dalam usahanya, dia biasanya bekerja sama dengan perusahaan transportasi, hotel dan restoran.
Disinggung soal upaya dilakukan saat ini untuk tetap bertahan, Yusuf mengaku membantu istrinya jualan kue. Selain itu, dia juga menjual berbagai produk yang laris di masyarakat, seperti masker, alat-alat kue dan sebagainya. “Pokoknya apa ada peluang saya ambil, biar bisa menghasilkan uang,” imbuhnya. *wid