Beli Produk Teman, Cara Paling Efektif Lindungi UMKM Lokal

Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat terdampak pandemi Covid-19.

299
PERAJIN - Seorang perajin di Badung membuat hiasan dinding dari logam. (foto/eka adhiyasa)

Denpasar (bisnisbali.com) – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat terdampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, peran serta semua pihak dari masyarakat, pelaku usaha, pemerintah pusat maupun daerah sangat penting artinya untuk sama-sama melindungi mereka dari keterpurukan.

“Melindungi UMKM di tengah pandemi terutama dari sisi permodalan memang ada peran pemerintah melalui restrukturisasi, stimulus maupun BLT. Tetapi untuk keberlangsungan UMKM, salah satunya dengan gencarkan gerakan membeli produk teman,” kata Ketua Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD Hipmi) Bali Agus Pande Permana Widura, di Denpasar, Minggu (24/1).

Menurutnya, mekanisme yang bisa diterapkan yaitu masyarakat, pelaku usaha saling membantu teman yang memiliki usaha dengan cara membeli produknya. Harapannya, dengan membeli dan mempromosikan produk teman, dapat membantu UMKM dari masalah ekonomi pada masa pandemi Covid-19.  Mengoptimalkan skema belanja dari teman merupakan upaya konkret dalam menekan perputaran uang tidak keluar dari Bali

Ia pun menilai, di Bali ada banyak UMKM yang berkualitas dan berkuantitas yang bisa bersaing untuk standar internasional. Sektor usaha ini mungkin bisa dibantu untuk dibukakan jalan dan dipermudah untuk prosesnya, agar ekspor ini bisa semakin terbuka. “Dengan melihat peluang tersebut, kami kira strategi kedua yaitu pemerintah membuka pintu ekspor bagi pelaku UKM dan UMKM sehingga bisa menembus pasar potensial di luar negeri,” ujarnya.

Kemudian, tentu adanya bantuan stimulus ekonomi dari pemerintah kepada pelaku usaha di Bali. Sebab tantangan ekonomi pada 2021 ini masih tergolong berat. Terlebih, Pulau Dewata sebagai penyumbang devisa kepariwisataan nasional selama ini memiliki kontribusi signifikan bagi pendapatan negara.

“Stimulus-stimulus masih diperlukan pengusaha di Bali tahun ini agar bisa menjalankan usaha-usahanya. Harapannya, stimulus masih bisa diberikan pemerintah kepada pelaku usaha di 2021,” paparnya.

Hal senada dikatakan Ketua Umum Hipmi Denpasar, I Dewa Gde Ngurah Wirayudha. Dalam rangka pertumbuhan ekonomi suatu daerah, peran serta dan dukungan pemerintah sangat diharapkan. Salah satu cara yaitu mendorong masyarakat untuk berbelanja produk lokal, khususnya produk UMKM. Harapannya, akan terjadi perputaran ekonomi dan menumbuhkan dunia usaha di tengah krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19. “Di sinilah harapan ke pemerintah, perlunya sebuah gerakan untuk membeli produk UMKM lokal,” katanya.

Ia mengatakan, dukungan pemerintah lainnya lewat tender-tender yang melibatkan UMKM lokal dan sebagainya sehingga dapat menggerakkan perekonomian  lokal. “Ini lebih baik daripada memberikan bantuan tunai, karena menurut saya, bantuan berapa pun diberikan tidak akan cukup. Lebih baik kasih dalam bentuk pekerjaan,” paparnya. Pihaknya pun terus mendorong anggota Hipmi Denpasar untuk terus melakukan inovasi dan kreasi dengan berbasis teknologi dan kebutuhan pasar.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho menyampaikan pelaku UMKM merupakan tulang punggung ekonomi bangsa yang perlu diselamatkan agar tetap bertahan dan berhasil melalui masa-masa sulit di tengah pandemi Covid-19. BI selama ini selalu mendukung gerakan mempromosikan produk buatan UMKM dalam negeri baik dalam event-event nasional maupun internasional. BI juga turut melibatkan asosiasi perbankan untuk ikut memajukan pelaku UMKM melalui produk-produk berkualitasnya.

Termasuk dengan adanya Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tahun 2021 bertujuan agar masyarakat menghargai, mencintai, dan menggunakan karya anak bangsa, utamanya produk-produk UMKM. “Karenanya, dengan program yang diterapkan menggunakan jalur pemasaran omni channel daring dan luring untuk brand building, promosi penjualan hingga transaksi sangat penting perannya,” katanya.

Sinergi pemasaran ini ditempuh dengan mengoptimalkan marketplace e-commerce, media sosial, gerai ritel seperti di bandara, pusat perbelanjaan di kota-kota utama dalam negeri serta optimalisasi market place, toko ritel produk Indonesia hingga jaringan diaspora dan pekerja migran Indonesia di luar negeri. *dik