Denpasar (bisnisbali.com) – Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini berpotensi menimbulkan bencana alam. Listrik pun mendapatkan perhatian khusus untuk mengantisipasi terjadinya risiko khususnya pada sisi jaringan.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Adi Priyanto belum lama ini mengatakan, pasokan listrik saat ini dalam kondisi aman. Namun, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah jaringan. “Untuk itu, tim perabasan pohon kami kerahkan guna merabas dahan-dahan pohon yang mendekat ke jaringan,” ujarnya.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan perabasan pohon sendiri. Selain itu, ia menginformasikan kepada masyarakat apabila terjadi kondisi darurat seperti banjir besar, maka pemadaman di rumah-rumah warga yang terendam banjir tidak terhindarkan. Hal yang harus dilakukan masyarakat saat banjir untuk menghindari bahaya tersengat aliran listrik yakni mematikan Meter Circuit Breaker (MCB) pada kWh meter dan mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tertancap pada stop kontak dan tempatkan alat–alat elektronik di tempat yang lebih tinggi.
Adi Priyanto menjelaskan, dalam siaga bencana saat ini pihaknya telah melakukan mitigasi apabila terjadi bencana alam khususnya di daerah yang rawan longsong dan banjir, pohon tumbang serta rawan petir. Tujuannya untuk mengetahui upaya-upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencegahan serta pemulihan jika jaringan PLN terdampak cuaca ekstrem hingga bencana alam.
“Saat ini kami secara intens melakukan pemantauan kondisi sub-sistem Bali dan Tiga Nusa serta pemantauan kondisi cuaca harian dari BMKG. Ini dilakukan untuk melatih kesiapan personel mengantisipasi adanya cuaca ekstrem, sehingga seluruh personil siap siaga,” ungkapnya.
Adi menambahkan, PLN telah memetakan seluruh personel dan material serta menyiapkan posko– posko siaga sebanyak 51 lokasi, 7 unit Uninteruptible Power Supplay (UPS), 26 Unit Gardu Bergerak (UGB) serta 16 unit genset sebagai cadangan suplai pasokan listrik.
Suplai listrik saat ini ditopang dengan kapasitas daya mampu pembangkit sebesar 1.243,30 MW, sedangkan beban puncak 980,89 MW, sehingga sub- sistem Bali memiliki cadangan daya atau reserved margin sebesar 262,41 MW atau 21%. *wid