Denpasar (bisnisbali.com) – Kondisi ekonomi memasuki triwulan I 2021 ini diprediksi masih akan mengalami kontraksi, sehingga kalangan bankir berupaya menjaga kinerja bank tetap stabil. Terlebih lagi persaingan industri perbankan tergolong ketat saat ini yang menyasar era digitalisasi baik dari sisi pelayanan maupun transaksi.
Praktisi perbankan yang juga mantan Dirut Bank Sinar, I.B. Kade Perdana, di Denpasar, Rabu (13/1) kemarin menegaskan menghadapi persaingan tersebut, perbankan perlu menjaga kesehatan kondisi keuangan dan nonkeuangan.
“Kesehatan bank sangat penting karena untuk memenuhi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia maupun OJK selaku otoritas pengawasan bank,” katanya.
Kondisi bank yang sehat membuktikan lembaga keuangan tersebut benar-benar berjalan di relnya. Bank yang sehat nantinya dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.
Ia mengatakan, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, bisa membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter.
Bankir dari Bank Mega, Ardhana Febrianaji, menyatakan terus berupaya menjaga kesehatan dan kinerja bank. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Bank penting dalam masyarakat, bukan sekadar sebagai sumber dana dan tempat penyimpanan uang, tetapi memiliki fungsi-fungsi lain untuk kemajuan perekonomian dan menggairahkan kegiatan ekonomi.
Sebelumnya, Dirut BPR Kas, N. Rio Christian, menyebutkan triwulan I/2021 adalah menjaga kondisi perusahaan tetap sehat dan membantu pelaku UMKM dengan melakukan penyaluran kredit secara selektif. ”Yang penting tetap sehat saja BPR sudah bagus. Tidak bisa berharap banyak, terkait kondisi hari ini,” imbuhnya.
Ia menilai peningkatan kegiatan ekonomi bagi Bali tidak akan berjalan maksimal jika sisi kesehatan tidak teratasi dengan baik, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19. Karenanya, kebijakan PPKM khususnya untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Badung selama 14 hari (11-25 Januari 2021) adalah suatu langkah yang tepat guna menurunkan angka penularan covid.
“Sebagai pelaku industri keuangan, kami melihat bahwa vaksin adalah game changer. Kami harapkan pemerintah lebih cepat melaksanakan proses vaksinasi,” pungkasnya. *dik