Denpasar (bisnisbali.com) –Di tengah pandemi Covid-19, beberapa komoditi pertanian lokal Bali mulai dilirik pasar ekspor, terutama jenis sayuran dan buah. Hal ini pun memberi peluang yang ke depannya diharapkan produk ekspor Bali lebih menggeliat.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, I Wayan Jarta belum lama ini mengaku bersyukur, di tengah pandemi Covid-19 potensi ekspor produk lokal Bali masih terus berjalan. Bahkan beberapa komoditi baru khususnya dalam bidang pertanian berpeluang dan sudah diekspor beberapa negera.
Disebutkannya, beberapa komoditi unggulan Bali yang tetap mampu diekspor di tengah pandemi Covid-19 di antaranya perikanan yang masih menduduki posisi tertinggi dari segi kuantitas, produk pertanian termasuk sandang mulai dari pakaian, tekstil hingga funiture. Demikian pula untuk komoditi pertanian yang memiliki peluang baru lebih kepada sayur dan buah, seperti mangga, buah naga yang sudah merambah Eropa.
Namun kata Jarta, jika dibandingkan tahun 2019 dengan di tengah pandemi Covid-19 pada tahun 2020, secara kuantitas menunjukkan angka penurunan. Hal ini dikarenakan adanya kendala pengiriman. “Produk yang diimpor minim, sementara ekspor jalan terus, sehingga ada beban di peti kemas. Secara bisnis, peti kemas kan harus seimbang berapa isi berangkat, sekian isi datang. Dampaknya harga logistik naik bisa mencapai dua kali lipat dan itu terjadi secara nasional,” jelasnya.
Sementara untuk jalur udara, lanjut dia, masih belum optimal. Pengiriman buah dan sayur lebih efektif dan harus di lewat udara untuk menghindari kerusakan. Pihaknya berharap permasalahan logistik ini bisa segera bisa diatasi.
Meski demikian, Jarta mengaku optimis produk ekspor akan terus menggeliat. Terlebih dengan adanya komoditi baru yang diekspor di tengah pandemi. “Jika ini berhasil, kita optimis produk lokal akan menggeliat untuk pasar ekspor. Kuncinya, pandemi harus selesai dulu,” imbuhnya. *wid