Mangupura (bisnisbali.com) – Harga babi saat ini mengalami lonjakan yang signifikan, yakni mencapai Rp 45.000 per kg berat hidup. Harga ini menyentuh level tertinggi yang sebelumnya maksimal di angka Rp 35.000 per kg.
Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Provinsi Bali Ketut Hari Suyasa saat ditemui di Abiansemal, Rabu (6/1), mengatakan, lonjakan harga babi sudah terjadi sejak 3 bulan terakhir. Hal ini dikarenakan kelangkaan populasi yang terjadi saat ini terlebih pasca-wabah yang menimpa babi kurang lebih setahun lalu. “Populasi sangat kecil saat ini, harga bibit juga mahal dan langka,” ujarnya.
Di samping populasi sangat minim dan harga bibit yang tinggi, Hari Suyasa mengatakan, harga pakan juga mengalami kenaikan. Hal ini turut membuat gairah peternak menurun untuk kembali memelihara babi. “Harga pakan naik Rp 10.000 sampai Rp15.000 per 50 kg,” terangnya.
DIjelaskannya lebih lanjut, biaya produksi saat ini juga sangat tinggi. Bahkan, peternak yang akan panen dalam waktu 2 bulan ke depan, keuntungan yang akan didapat sangatlah minim. Pihaknya berharap, pemerintah pusat dan daerah segera melakukan intervensi untuk meningkatkan animo masyarakat dalam beternak dan bisa menyeimbangkan pasar. Salah satunya dengan mendukung pengadaan bibit. *wid