Tabanan (bisnisbali.com) –Tahun 2020, capaian produksi padi di Kabupaten Tabanan masih berada pada posisi surplus seperti tahun sebelumnya. Kondisi tersebut tercapai, meski tahun lalu kondisi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga pandemi Covid-19 menjadi ancaman pada sektor pertanian di daerah lumbung pangan Bali ini. “Kami yakin produksi padi di Tabanan masih mengantongi surplus pada 2020 lalu,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Ir. I Nyoman Budana, M.M., Senin (4/1).
Keyakinan tersebut berdasarkan pada hasil pencatatan data produksi yang dikantongi Dinas Pertanian Tabanan. Periode Januari hingga November 2020, total produksi padi di Kabupaten Tabanan mencapai 192.149 ton. Data produksi untuk Desember masih sedang diproses dan baru rampung pada pertengahan Januari nanti. Tapi bercermin dari peningkatan potensi luas tanam padi seiring dengan curah hujan yang mendukung ketersediaan pengairan, kemungkinan capaian produksi di Desember akan berada sama bahkan berpotensi naik dari sebelumnya.
Kata Budana, pada 2019 lalu untuk data dari petugas input data statistik Dinas Pertanian Tabanan mencatat produksi padi periode Januari hingga Desember total mencapai 211.243 ton dengan produksi beras mencapai 112.216 ton. Jumlah produksi beras ini melebihi dari angka kebutuhan yang berada di level 50.281 ton, sehingga terjadi surplus 56.906 ton pada 2019 lalu.
Pada 2020 kebutuhan konsumsi beras di Kabupaten Tabanan kemungkinan masih sama seperti 2019 lalu. Walaupun mengalami perubahan kemungkinan tidak akan signifikan dibandingkan data sebelumnya. Menurutnya, paling naik atau turun angka kebutuhan beras tidak banyak, sehingga potensi surplus masih akan terjadi pada 2020 lalu.
Dilihat dari persentase surplus yang terjadi pada 2020 ini, ada peluang mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian surplus 2019 lalu. Pertimbangannya, karena kebutuhan beras di tengah pandemi Covid-19 ini jauh menurun dibandingkan dengan 2019, sebagai dampak dari menurunnya permintaan kalangan usaha hotel maupun restoran.
Di sisi lain, di tengah pandemi Covid-19 untuk jumlah pelaku usaha (petani) padi di Tabanan diyakini mengalami penambahan karena sejumlah karyawan atau pekerja pariwisata yang dirumahkan maupun di-PHK beralih untuk bercocok tanam padi. “Selain itu, meski ada serangan OPT, tapi persentasenya kecil mengancam di sejumlah sentra produksi. Bercermin dari itu semua, kami yakini kebutuhan beras di Tabanan masih aman,” tandasnya. *man