PEMULIHAN ekonomi Indonesia sangat ditentukan oleh langkah pemerintah menangani Covid-19. Dewan Penasihat DPD Asita 1971 Bali Bagus Sudibya mengatakan, pelaku ekonomi dan pelaku pariwisata wajib mendukung pemerintah dan selalu mengikuti perkembangan penanggulangan pendemi Covid-19 sebagai indikator pemulihan ekonomi.
Diungkapkannya, bom Bali dan erupsi Gunung Agung sempat menurunkan sektor pariwisata Pulau Dewata, namun bisa cepat dipulihkan karena aksi terorisme dan bencana alam bisa dilihat dengan nyata. Berbeda dengan Covid-19 yang merupakan benda tidak terlihat, sehingga tidak bisa dipastikan kapan akan berakhir.
Menurut Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini, hampir 20 juta warga di dunia sudah terpapar pandemi Covid-19. Pelaku pariwisata Bali dan Biro Perjalanan Wisata (BPW) wajib memiliki rencana untuk menyikapinya. “Ketika pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara, pelaku pariwisata siap menyambut dengan protokol kesehatan ketat,” ucapnya.
Ayah empat anak ini melihat dunia internasional terus melakukan upaya penanganan pandemi Covid-19 secara global. Kabar terbaru, varian baru virus corona yang kali pertama terdeteksi di Inggris mulai merambah sejumlah negara di dunia. Varian baru ini 70 persen lebih menular dan menyebar dengan cepat.
Imbas munculnya varian baru virus corona, sejumlah negara menutup akses penerbangan dari dan menuju Inggris. Indonesia juga menutup masuknya wisatawan mancanegara termasuk tenaga kerja asing hingga pertengahan Januari 2021. Kebijakan ini praktis menutup peluang masuknya wisatawan mancanegara pada awal tahun.
Bagus Sudibya menambahkan, pertumbuhan sektor pariwisata Bali sangat tergantung dari kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara. Oleh karena itu, pelaku pariwisata perlu memperkuat data-data termasuk penanganan pandemi Covid-19 guna memastikan pemulihan ekonomi dan pariwisata 2021. *kup