Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Kendaraan Listrik

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan kunjungan ke Bali dan menyempatkan diri untuk melakukan pengisian daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN Bali Selatan, Sabtu (2/1) lalu.

232
ISI DAYA - Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan pengisian daya mobil listrik di SPKLU PLN Bali Selatan.

Denpasar (bisnisbali.com) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan kunjungan ke Bali dan menyempatkan diri untuk melakukan pengisian daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN Bali Selatan, Sabtu (2/1) lalu. Pada kesempatan tersebut, Erick Thohir mengatakan, penggunaan kendaraan listrik dinilai juga lebih efisien dan mendukung penuh terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia, termasuk Bali.

Erick Thohir mengungkapkan, dari sisi biaya operasional, penggunaan kendaraan khususnya mobil listrik dinilai lebih efisien dibandingkan mobil berbahan bakar minyak. Bahkan, PLN juga telah menyiapkan diskon untuk tambah daya dan diskon sebesar 30 persen untuk tarif charging mobil listrik di rumah pada malam hari.

Erick menekankan, biaya mobil listrik juga sangat murah. “Hanya seperlima dari mobil BBM. Misalnya untuk jarak tempuh Jakarta – Bali, kalau mobil yang pakai premium bisa menghabiskan biaya Rp 1,1 juta. Dengan mobil listrik Rp 200.000, tambah lagi alam lebih bersih,” terangnya.

Dia menuturkan, ketahanan energi nasional harus seimbang. Untuk mencapai ketahanan energi nasional yang seimbang diperlukan solusi, salah satunya mobil listrik. Tim PLN sudah menunjukkan komitmennya dengan penyediaan infrastruktur pendukung KBLBB di Indonesia melalui SPKLU.

Erick menambahkan, dengan penggunaan mobil listrik diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi impor bahan bakar minyak yang selama ini digunakan untuk kendaraan bermotor. Terpenting, adalah dalam mendukung alam yang bersih.

SPKLU yang telah hadir, dikatakannya, guna mendorong penggunaan dan menghadirkan kemudahan bagi pengguna mobil listrik. Penyiapan infrastruktur charging komposisinya 80 persen di rumah tangga dan 20 persen SPKLU di tempat-tempat umum. “Karena kebiasaannya pemilik mobil listrik itu chargenya di rumah, ketika malam istirahat, mobil di-charge, kemudian pagi digunakan kembali,” tambah Erick.

Penggunaan mobil listrik juga lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi CO2 yang lebih sedikit dibandingkan mobil biasa. Hal ini akan meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional. *wid