JUMLAH kedai kopi di Bali khususnya di Kota Denpasar bak jamur di musim hujan. Diperkirakan saat ini sudah ada puluhan kedai. Belum lagi usaha-usaha sambilan yang menyediakan varian minuman dari kopi.
Owner Kedai Kopi Tan Panama, I Made Oka Handara dan Putu Handara Widya mengatakan, membuka usaha kedai kopi sejatinya tak membutuhkan investasi terlalu besar. Menjadi peracik kopi juga tak harus belajar lama.
Kakak-beradik ini menegaskan, sebenarnya rencana untuk membuka kedai kopi ini sudah ada sejak dua tahun lalu. Namun karena kurangnya wawasan tentang kopi, makanya saya terus belajar mencari rasa yang pas yang bisa diterima di masyarakat. “Baru di bulan September akhir saya berani membuka kedai kopi Tan Panama ini,” ujar Oka.
Visi dan misi kami mereka adalah ingin membumi dalam artian semua bisa masuk dari segi segmen usia. Hal ini mengingat kedai kopi biasanya tak pernah sepi. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, masyarakat sudah sangat rindu dengan keadaan normal dan biasanya ingin nongkrong di tempat yang nyaman.
Dijelaskannya, menjamurnya kedai kopi ini sejatinya menjanjikan untuk penyediaan lapangan kerja dan wirausaha. Ini juga peluang bagi para petani kopi. Sebab, hampir merata kedai-kedai kopi di Bali menggunakan bahan baku kopi lokal. “Kami di Tan Panama cafe selalu terbuka untuk para pelanggan. Masukan dan saran mereka kami selalu tampung dan selalu ada evaluasi untuk menuju yang lebih baik,” jelasnya.
Untuk mebuat para pembeli betah dan nyaman di Tan Panama, kiat mereka adalah selalu mempertahankan konsistensi rasa. “Supaya kopi dengan rasa yang kita tawarkan tidak pernah berubah sampai seterusnya. Di samping juga kita siapkan tempat atau ruang yang sedikit bernuansa gallery yang bisa digunakan untuk berpameran memajang karya lukisan, foto dari teman-teman yang mau berpameran di kafe kami. Dan setiap bulannya kami akan selalu ganti siapa anak-anak muda Bali yang ingin berpameran, kami sangat wellcome,” kata Oka.
Ditambahkannya, kopi yang disajikan pihaknya tidaklah segmented. Pasarnya merata. Namun yang banyak mencari tongkrongan kopi saat ini rata-rata usia milenial. “Antara belasan tahun, hingga 30-an tahun. Dulunya kopi hanya disuguhkan untuk orang-orang berumur. Namun karena kopi saat ini sudah dibuat dalam bermacam-macam varian minuman dan cocok untuk lidah usia milenial,” tandasnya. *suk