Denpasar (bisnisbali.com) –Tahun 2020, industri perbankan dihadapkan pada cobaan ekonomi yang menurun akibat pandemi Covid-19. Imbasnya, pertumbuhan keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melambat. Wakil Ketua DPD Perbarindo Bali I Gusti Ngurah Gede Budiawan, S.E., M.M., menyampaikan hal ini di Denpasar, Senin (28/12) .
Diungkapkannya, perlambatan pertumbuhan keuangan BPR ditandai beberapa indikator. Salah satu indikatornya adalah makro ekonomi yang akibat pengaruh pandemi Covid-19 sangat berdampak pada industri BPR di Indonesia termasuk di Provinsi Bali.
Direktur Utama BPR Sadana ini menjelaskan, tahun 2020 BPR di Bali dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mampu mencapainya, walaupun belum sesuai rencana bisnis bank (RBB). DPK BPR di daerah ini tumbuh, tetapi tumbuhnya relatif kecil.
Ngurah Budiawan memaparkan, DPK tumbuh kecil murni imbas pandemi Covid-19 yang berdampak secara global. Ini memicu terjadinya resesi global akibat berlarutnya penanganan pandemi Covid-19 di seluruh dunia. “Praktis ini menurunkan pendapatan masyarakat sehingga DPK yang ditempatkan masyarakat di perbankan atau BPR pada 2020 mengalami pertumbuhan yang menurun dibanding data tahun sebelumnya,” ucapnya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 juga berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit. Ini tidak terlepas dari pelambantan pertumbuhan kredit di sektor UMKM. Akan tetapi ada yang menarik ketika pertumbuhan sedikit melambat. BPR dapat menjaga likuiditas secara bersama-sama. “Tabungan di BPR bisa dinilai masih cukup stabil,” tambahnya. *kup