Tabanan (bisnisbali.com) – Sempat tak operasional karena terdampak pandemi Covid-19, kini jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) sejumlah hotel di Kabupaten Tabanan kembali operasional terbatas. Tak terkecuali kalangan hotel yang sebelumnya memiliki segmen pasar kalangan wisatawan mancanegara (wisman) yang kembali operasional dengan beralih ke pangsa pasar kalangan wisatawan domestik (wisdom) dan tarif kamar lebih murah dari sebelumnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Tabanan I Gusti Bagus Made Damara, Minggu (20/12) mengungkapkan, jelang momen Nataru sejumlah hotel di Kabupaten Tabanan yang sebelumnya menutup diri kini kembali buka. Namun prediksinya, jumlah hotel maupun vila yang buka ini tidak banyak. Kondisi tersebut sejalan dengan potensi Tabanan yang kemungkinan tidak akan banyak menerima market domestik untuk menginap.
“Kalangan hotel maupun vila yang kembali buka ini pun hanya terbatas dalam mengoperasionalkan kamar, dan juga harga yang dibanderol jauh lebih murah dari sebelumnya,” tuturnya.
Jelas Damara, sekarang ini tarif hotel sangat murah, bahkan ada yang menjual kamar hanya Rp 200 ribu. Banting-bantingan harga kamar ini tidak hanya terjadi di Tabanan saja, namun juga terjadi di kabupaten/kota lainnya di Bali pada momen Nataru ini. Akuinya, banting harga kamar hotel ini juga dampak dari kondisi di Bali, dimana antara jumlah kamar yang tersedia cukup banyak tidak sebanding dengan jumlah wisatawan yang datang ke pulau dewata sekarang ini.
“Kondisi tersebut tidak bisa dihindari di tengah kondisi pandemi Covid-19, mengingat sebagian besar pelaku akomodasi wisata cenderung bersikap bertahan untuk bisa membiayai operasional usaha sehingga tidak rusak karena lama tidak difungsikan,” kilahnya.
Di sisi lain paparnya, hotel di Tabanan yang kembali buka ini khususnya yang memiliki target pasar wisdom. Misalnya, kalangan hotel yang ada di daerah Baturiti, Bedugul, Tanah Lot karena mereka selain momen Nataru, hotel di kawasan tersebut memiliki daya tarik sebagai kawasan dengan keindahan alam sekitar yang sejuk sehingga menjadi daya tarik bagi wisdom dan juga tamu lokal untuk menginap di daerah tersebut.
“Mereka ini menginap untuk mencari suasana atau hawa yang sejuk. Artinya di luar Nataru, hotel di kawasan pegunungan ini berpotensi tetap buka, terlebih pada Nataru akan ada hotel yang memanfaatkan momen tersebut untuk buka kembali,” tuturnya.
Di sisi lain tambahnya, momen sama ada pula sejumlah hotel maupun vila contohnya yang ada di kawasan pantai Nyanyi, Kedungu hingga Yeh Gangga yang sebelumnya berorientasi untuk pangsa pasar wisman atau market eksklusif, namun karena seiring dengan tidak adanya tamu asing mereka buka beberapa dan mencoba beralih dengan orientasi menyasar tamu domestik melalui booking hotel secara online travel agent. Namun prediksinya jumlah hotel maupun vila dengan market eksklusif yang kembali buka ini relatif sedikit. *man