Denpasar (bisnisbali.com) –Tidak sedikit kendala yang dihadapi petani khususnya hortikultura saat musim hujan, bahkan risiko gagal panen pun menghantui. Namun harga produk pertanian hortikultura justru bagus di musim hujan sehingga membuat petani mampu bernapas meski modal yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi.
Kepala Bidang Produksi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunartha saat ditemui, Rabu (16/12), mengatakan, saat ini petani hortikultura justru mendapatkan harga bagus, setelah sekian lama harga produk anjlok akibat dampak dari pandemi Covid-19. Seperti halnya cabai rawit yang saat ini sudah Rp 40.000 per kilogram. “Harganya lumayan saat ini, petani jadi bisa bernapas setelah 8 bulan atau 2 periode panen dihantui dengan anjloknya harga produk,” ungkapnya.
Selain cabai, harga tomat, sayur hijau dan kol juga dikatakannya bagus saat ini. Tomat sudah mencapai Rp 10.000 per kilogram setelah sebelumnya sempat Rp 5.000 per kilogram. Demikian juga sayur hijau dan kol sudah mencapai Rp 7.000 per kilogram dari sebelumnya sempat Rp 1.000 per kilogram.
Namun demikian, petani memang diharuskan bekerja ekstra di musim hujan. Termasuk modal yang dikeluarkannya lebih tinggi dan risiko gagal panen pun harus dihadapi. Hal ini menbuat tidak semua petani mau mengambil risiko dan memilih untuk jeda beberapa saat.
Dijelaskannya, saat musim hujan produk akan lebih mudah busuk yang diakibatkan oleh jamur. Untuk itu petani harus mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan tananam dan pengendalian penyakit, termasuk membayar tenaga kerja.
Sementara itu, berdasarkan data harga pasar dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, didapatkan harga cabai rawit di pasaran saat ini Rp 43.000 Â hingga Rp 45.000 per kilogram. Demikian juga cabai merah besar yang sudah mencapai Rp 45.000 per kilogram. Bawang merah juga sudah mencapai Rp 35.000 per kilogram. *wid