Tabanan (bisnisbali.com) –Para nelayan di Kabupaten Tabanan diimbau menghentikan sementara aktivitas di tengah laut. Kondisi tersebut sejalan dengan dampak fenomena alam dari lanina yang ditandai dengan angin kencang yang diprediksi berlangsung selama beberapa hari ke depan.
“Embusan angin cukup kencang. Yakni mencapai 40 km per jam. Sebab itu, saya imbau kepada seluruh nelayan di Kabupaten Tabanan agar menghentikan operasional di tengah laut sementara waktu,” kata Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tabanan, Ketut Arsana Yasa, Senin (7/12) kemarin.
Menurutnya, bercermin dari pengalaman sebelumnya kondisi embusan angin yang kencang ini berpotensi membuat jukung atau perahu nelayan terbalik di tengah laut. Selain itu, sesuai dengan informasi BMKG angin kencang ini juga akan diwarnai gelombang tinggi terjadi mulai Selasa (8/12) hari ini hingga Rabu (9/12). “Sedangkan Kamis nanti gelombang tinggi ini sudah kembali normal, namun untuk embusan angin masih kencang sehingga masih jadi hambatan untuk melaut,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Sadam ini menjelaskan, ketinggian gelombang hingga Rabu nanti mencapai 1,5 sampai 2,5 meter. Sementara, untuk akhir pekan nanti atau mulai Jumat hingga Minggu kondisi cuaca sudah mulai bersahabat, sehingga memungkinkan untuk nelayan di Tabanan kembali melakukan aktivitas melaut.
Cuaca buruk ini merupakan dampak fenomena Lanina. Berdasarkan informasi dari BMKG yang diterima pihaknya, dampak Lanina ini akan terjadi dalam intensitas lebih buruk lagi pada akhir Desember. “Kemungkinan Desember, kemudian menyusul lagi Februari tahun depan. Kondisi ini merupakan siklus tahunan yang rutin terjadi,” kilahnya.
Dia menambahkan, tahun ini perbedaan siklus tahunan ini dibarengi dengan fenomena Lanina, sehingga akan menjadi kekuatan yang cukup dahsyat terhadap angin kencang dan meningkatkan tinggi gelombang di tengah laut. Ditambah lagi ada potensi terjadi hujan yang di atas rata-rata dalam beberapa hari ke depan. *man