Denpasar (bisnisbali.com) –Stabilitas sistem keuangan Bali hingga Oktober 2020 mengalami perubahan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Kinerja kredit melambat hingga hanya tumbuh 1,40 persen secara tahunan.
“Penurunan terbesar terjadi pada jenis kredit modal kerja berkaitan dengan terhentinya berbagai lapangan usaha. Utamanya lapanan usaha akomodasi makanan dan minuman (akmamin),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Minggu (6/12).
Meskipun demikian, kata dia, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) perbankan masih dalam ambang batas terkendali pada level 2,64 persen. Itu terjadi sebagai hasil dari program restrukturisasi kredit, sebagai salah satu program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pemerintah untuk menjaga kesehatan perbankan serta membantu pelaku usaha yang terdampak oleh pembatasan kegiatan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Menurutnya, bila melihat data kinerja perbankan lainnya, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di Oktober 2020 mengalami terkontraksi sebesar 4,10 persen secara tahunan. Kontraksi ini terjadi pada rekeningan tabungan dan giro yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan masyarakat serta penurunan transaksi perusahaan. “Kondisi ini mencerminkan betapa sulitnya dunia usaha Bali menghadapi pandemi Covid-19 ini,” paparnya.
Sementara itu, transaksi sistem pembayaran juga menunjukkan penurunan sebagai dampak pandemi Covid-19. Aliran uang yang beredar baik inflow maupun outflow menurun sejalan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih terkontraksi, sehingga kebutuhan atas uang kartal mengalami penurunan.
“Sejalan dengan sistem pembayaran (SP) tunai, transaksi SP nontunai juga menunjukkan penurunan. Baik transaksi Sistem Kliring Nasional maupun RTGS tercatat mengalami kontraksi yang dalam dibandingkan dengan triwulan III 2019,” terangnya.
Untuk transaksi kartu ATM atau debet mengalami perbaikan. Sementara transaksi kartu kredit mengalami kontraksi yang lebih dalam. Ia pun menambahkan, jumlah merchant yang telah menggunakan QRIS sampai dengan akhir November tercatat sebanyak 159 ribu merchant.*dik