Denpasar (bisnisbali.com) – Protokol kesehatan (prokes) secara disiplin di berbagai kegiatan harus didukung semua pihak, tanpa terkecuali. Disiplin menerapkan prokes secara tidak langsung masyarakat sehat dan aman dari penularan Covid-19 sehingga ekonomi di daerah dapat bangkit.
“Bila semua belum mampu disiplin menerapkan prokes dan jumlah pasien positif tetap tinggi maka mengurangi kepercayaan investor maupun wisatawan. Imbasnya tentu kepada sektor ekonomi maupun pariwisata sebagai penyumbang tertinggi pertumbuhan perekonomian di daerah ini,” kata Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali, Pande Agus Permana Widura, di Renon, Jumat (4/12) kemarin.
Ia mengaku mendukung upaya pemerintah yang memastikan prokes Covid-19 dijalankan secara konsisten di masyarakat. Sebab tidak dipungkiri masih ada orang yang memakai masker belum tepat, hanya menutupi dagu saja sedangkan mulut dan hidung tidak tertutup. Termasuk mencegah kerumunan yang berpotensi penularan, demi keselamatan masyarakat bersama. “Kami pun mendukung kebijakan Mendagri terkait fokus pada 3T (testing secara lebih agresif, tracing contact untuk membendung cluster penularan, dan treatment),” ujarnya.
Hal senada dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2020. Sebagaimana diketahui, sektor terkait pariwisata merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian Bali. Pada tahun 2020, pertumbuhan sektor pariwisata terkendala dengan adanya Covid- 19. Oleh sebab itu penanganan Covid- 19 telah menjadi prioritas di tahun 2020 dan akan tetap menjadi prioritas di tahun 2021.
Ia pun menyebutkan, berdasarkan perkembangan terkini, Bali berada di urutan 10 dengan kasus terkonfirmasi terbanyak di Indonesia dengan jumlah positif hingga tanggal 1 Desember sebanyak 14.136 orang dan yang sembuh mencapai 12.755 orang. Pemerintah daerah bersama dengan institusi lainnya terus berusaha untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan membangun fasilitas kesehatan untuk menunjung kesembuhan pasien Covid-19, di antaranya dengan menggalakkan protokol kesehatan dan membangun rumah sakit darurat.
Seiring dengan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial, mobilitas masyarakat di Provinsi Bali sudah mulai meningkat, terutama di pusat perbelanjaan dan area umum. Di satu sisi, peningkatan ini merupakan sinyal kembali berdenyutnya perekonomian di Provinsi Bali. Dibandingkan dengan provinsi lain, indeks mobilitas di Bali termasuk tinggi. “Oleh karena itu maka peningkatan mobilisasi ini harus diimbangi dengan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah terjadinya penyebaran Covid- 19,” sarannya.
Ia pun menegaskan, penerapan tatanan kehidupan era baru tidak hanya mengedepankan pada prokes berupa pakai masker,cuci tangan dan jaga jarak, tetapi juga harus mencakup kegitan penyelesaian transaksi pembayaran secara nontunai atau berbasis digital yang antara lain dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Pemerhati ekonomi Kusumayani, M.M. di Denpasar. Ia mengatakan ekonomi tidak bisa tumbuh sendiri namun perlu dukungan semua pihak. Ekonomi yang berjalan secara pararel bersama kesehatan merupakan hal yang positif, sehingga eknomi maju tentu karena masyarakatnya sehat dan dunia usaha tumbuh. Ekonomi akan tumbuh maka Covid-19 akan bisa terlewati. Penanganan Covid-19 yang masif akan memontum pertumbuhan ekonomi. “Kuncinya adalah di era new normal maupun pascanormal ke depannya kita semua harus tetap menerapkan prokes dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia usaha,” ujarnya. *dik