Gianyar Hidupkan Kembali Siklus Rantai Makanan

Merespons keluhan petani di Kabupaten Gianyar terkait hama tikus yang menyerang tanaman padi, Bupati Gianyar Made Mahayastra melepas empat burung hantu di kawasan Subak Taro Kelod, Tegallalang, Jumat (4/12) kemarin.

160
LEPAS BURUNG - Bupati Gianyar Made Mahayastra saat melepas burung hantu di kawasan Subak Taro Kelod, Tegallalang.

Gianyar (bisnisbali.com) – Merespons keluhan petani di Kabupaten Gianyar terkait hama tikus yang menyerang tanaman padi, Bupati Gianyar Made Mahayastra melepas empat burung hantu di kawasan Subak Taro Kelod, Tegallalang, Jumat (4/12) kemarin. Dikatakannya, Pemkab Gianyar akan mendorong pengendalian hama dengan menghidupkan kembali siklus rantai makanan.

“Yang paling aman dan bisa dilakukan untuk mengendalikan hama tikus yaitu dengan menjalankan kembali rantai makanan. Setelah saya pelajari ternyata burung hantu jenis Tito Alba mampu memangsa 20 ekor tikus per hari,” ucapnya

Mahayastra menekankan pentingnya menjaga lingkungan dalam arti yang luas seperti tanaman, saluran  air dan semua satwa yang ada. Jika salah satu saja hilang dalam siklus rantai makanan akan menjadi bencana. Satu  cara untuk merawat alam dengan menjaga keseimbangannya. Kalau tidak seimbang, hama akan berkembang dan tentunya untuk membasminya menggunakan alat yang sifatnya kimia dan modern yang semakin merusak alam. “Maka dari itu saya tekankan pentingnya menjaga ekosistem atau lingkungan, jangan ada yang memburu,” tegasnya.

Burung hantu jenis Tito Alba yang dilepas di Subak Taro Kelod berjenis kelamin jantan dan betina masing-masing dua ekor. Mahayastra juga melepas dua ekor di Subak Tegalampit dan dua ekor di Subak Tempekan Delod Sema, Payangan. Diharapkan burung dapat memangsa tikus dan berkembang biak untuk menjaga siklus rantai makanan. “Kalau ini bisa dikembangkan, saya yakin siklus rantai makanan akan terjaga. Tidak sampai tikus menggerogoti pertanian. Walaupun ada, dalam toleransi wajar,” imbuh Bupati Mahayastra. *kup