Denpasar (bisnisbali.com) – Pertumbuhan ekonomi di Bali pada 2020 diperkirakan akan menurun. Oleh karena itu, diperlukan beberapa upaya untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Trisno Nugroho, di Renon, mengatakan, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah meneruskan relaksasi mobilitas masyarakat adalah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes). Selanjutnya, memastikan persiapan pembukaan perlintasan luar negeri untuk menjaga pengendalian penyebaran Covid-19. “Kemudian, meningkatkan penyerapan belanja pemerintah daerah hingga akhir tahun 2020 dan meningkatkan perhatian pada lapangan usaha potensial dengan memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.
Ia pun menambahkan, adanya digitalisasi UMKM dan mendorong gerakan bangga buatan Indonesia juga menjadi pendukung. Trisno pun menerangkan, dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, BI melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana sesuai dengan UU No. 2 tahun 2020 dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi. Dengan adanya sinergi ini, pemerintah dapat fokus pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong perekonomian nasional.
Sementara itu, berdasarkan survei, konsumsi masyarakat Bali yang pada triwulan IV tahun 2020 diperkirakan akan pulih dengan path yang cenderung lambat. Hal ini terindikasi dari melandainya IKK pada Oktober 2020 sejalan dengan sempat meningkatnya penyebaran kasus Covid-19 pada September dan Oktober 2020.
Hasil liaison kepada perusahaan utama di Provinsi Bali juga menunjukkan adanya penurunan kinerja perusahaan. Kontraksi terdalam terdapat pada penjualan atau permintaan ekspor yang mengalami penurunan hingga -2,17 (likert scale) selama tahun 2020. Perkiraaan ke depan, kondisi diperkirakan akan lebih baik namun masih belum kembali ke kondisi normal.
Sementara itu, kondisi penjualan eceran masih tertahan. Perbaikan kinerja penjualan eceran masih terbatas sejalan dengan masih belum pulihnya pendapatan mayarakat. *dik