Tabanan (bisnisbali.com) – Pemerintah telah memangkas masa cuti bersama akhir tahun selama tiga hari yakni 28 hingga 30 Desember 2020. Meski begitu, momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), diyakini masih menjadi angin segar bagi pelaku pariwisata, termasuk di Kabupaten Tabanan.
“Pemangkasan cuti nanti kemungkinan tidak berdampak banyak pada menurunnya animo wisatawan untuk berlibur ke Bali di penghujung tahun nanti. Bercermin dari itu, maka libur Nataru nanti masih menjadi momen atau angin segar untuk geliat pertumbuhan ekonomi di Bali, termasuk di Kabupaten Tabanan sebagai tujuan wisata,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tabanan, I Gusti Bagus Made Damara Damara, Kamis (3/12).
Libur panjang yang rencana awalnya sebagai pengganti libur Lebaran, namun kemudian pemerintah memangkas libur tersebut, menurutnya, merupakan pengejawantahan dari upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, terlebih lagi belakangan ini mengalami tren lonjakan secara nasional. Dia mengakui, upaya tersebut cukup beralasan, karena jika masalah kesehatan khususnya penyebaran Covid-19 ini tidak kunjung tuntas, maka pertumbuhan ekonomi termasuk geliat sektor pariwisata juga tidak akan bisa bergerak maju.
Namun di sisi lain, jelas Damara, wacana libur panjang ini sudah telanjur banyak disikapi masyarakat dengan membeli paket libur atau paket perjalanan wisata, sehingga ada kemungkinan sepanjang tidak adanya pelarangan untuk bepergian ke luar maupun masuk ke daerah lain. Misalnya, berwisata ke Bali, maka paket liburan yang sudah telanjur terbeli tersebut, termasuk penjadwalan rencana bepergian ke luar daerah pada libur Nataru nanti akan tetap dimanfaatkan wisatawan.
“Terlebih lagi didukung dengan makin baiknya infrastruktur jalan, khususnya jalan tol penghubung antar-kota maupun daerah di Jawa. Kondisi tersebut akan menjadi pilihan bagi wisatawan untuk memanfaatkan berlibur ke Bali dengan menggunakan jalur darat,” ujarnya.
Bercermin dari hal itu, maka geliat wisata di akhir tahun nanti masih jadi daya dorong. Cuma memang dibalik potensi meningkatnya kunjungan wisatawan pada momen Nataru nanti, harus tetap disikapi dengan upaya antisipasi yakni, secara ketat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan Cleanliness, Health, Safety and Environment (CHSE).
“Artinya, secara normatif dalam rangka pencegahan itu harus dilakukan untuk memberi rasa aman dan nyaman pada wisatawan,” tegasnya. *man