Denpasar (bisnisbali.com) – Penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat, inovasi, kreativitas dan mengarah ke digital merupakan kunci keberhasilan UMKM di tengah pandemi maupun memasuki era new normal 2021. Sebab, di tengah kasus Covid-19 yang masih tergolong tinggi saat ini, penerapan prokes di segala lini mulai masyarakat, perusahaan, bisnis, sektor pariwisata, UMKM dan usaha lainnya sangatlah penting dilakukan.
“Jangan sampai ketika melakukan kegiatan ekonomi malah menimbulkan kasus maupun klaster baru. Di kalangan UMKM khususnya, di mana 80 persen jenis usaha yang akan bangkit berasal dari sektor ini,” kata pemerhati ekonomi, Kusumayani, M.M. di Renon, Kamis (3/12).
Menurutnya, bila setiap kegiatan masyarakat, pelaku usaha menerapkan prokes secara disiplin, seharusnya tidak terjadi kenaikan kasus positif Covid-19 di Bali. Untuk itu, pada 2021 kendati masuk new normal tetap prokes ketat menjadi kebiasaan baru.
Prokes yang bisa dilakukan UMKM di sektor kuliner maupun usaha kecil lainnya adalah menggunakan masker, mengatur pengunjung yang hadir dan menyediakan tempat cuci tangan. Tersedianya tempat duduk yang terpisah, adanya hand sanitizer, pengolahan makanan yang higienis hingga transaksi pembayaran yang mengarah ke nontunai.
Dari sisi pemasaran pun kini bisa menggunakan aplikasi digital yang makin banyak berkembang, marketplace mudah, hingga penggunaan media sosial. Covid-19 juga membuat perubahan perilaku konsumen sehingga pelaku usaha harus fokus pada kebutuhan konsumen dan terus berinovasi dan berkreasi baik di level produk maupun pelayanan. Termasuk memikirkan pengembangan produk sehingga bisa tahan ketika krisis melanda ke depannya. “Tentunya peran perbankan sebagai mitra strategis untuk sumber pembiayaan juga dibutuhkan,” sarannya.
Intinya, prokes dan inovasi lakukan secara disiplin dan dimonitor. Bila tidak ada kasus maka itu keberhasilan sektor usaha untuk mulai bergerak.
Pembina wirausaha dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Sayu Ketut Sutrisna Dewi mengatakan, Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha terkena imbas. Banyak pelaku UMKM yang terdampak. Kendati demikian, Covid-19 ini memaksa semua pihak memulai satu kebiasaan-kebiasaan baru yang mengarah ke prokes ketat, digitalisasi demi kelancaran kegiatan perekonomian.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari UNHI, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si. berpandangan, UMKM masih memiliki harapan dan peluang untuk dapat meningkatkan skala bisnisnya bila dilakukan sinergi, transformasi dan inovasi. Peluang untuk meningkatkan ekspor masih terbuka lebar apabila pelaku UMKM mau melakukan inovasi produk dan mendesainnya dengan sentuhan teknologi dan digitalisasi.
“Untuk mewujudkan itu semua, semua komponen dan elemen harus harus solid dan bersatu padu. Tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah. Kembali pada ideologi negara kita Pancasila sila ketiga, persatuan dan gotong royong, itulah kuncinya untuk dapat recovery dari badai pandemi Covid-19 yang mendera ini,” paparnya.*dik