Denpasar (bisnisbali.com) – Musim hujan sejak beberapa pekan terakhir memberikan peluang bagi pelaku usaha laundry. Minimnya sinar matahari membuat masyarakat enggan mencuci di rumah dan lebih memilih membawa cuciannya ke jasa laundry.
Salah seorang pemilik jasa laundry di Kota Denpasar, Desiari, mengaku selama musim hujan ini order yang diterimanya mengalami peningkatan hingga 60 persen. “Bahkan pada kondisi tertentu, order yang kami terima meningkat hingga 80 persen,” jelasnya, Selasa (1/12) kemarin. Selain musim hujan, peningkatan order laundry dikatakannya juga terjadi karena faktor hari raya. Hal ini tentunya memberikan peluang yang cukup menjanjikan.
Hal senada juga diungkapkan pemilik jasa laundry lainnya, Wayan Ariadi. Sejak musim hujan ini permintaan jasa laundry di tempanya mengalami peningkatan hingga 60 persen. “Memasuki musim hujan ini, order yang kami terima meningkat hingga 60 persen. Rata-rata per hari bisa mencapai 50 pelanggan,” ujarnya.
Peningkatan ini juga membawa dampak pada omzet. Menurutnya, selama musim hujan ini, omzet usaha jasa mencuci dan menyetrika yang dikelolanya mencapai 60 persen yakni dari sebelumnya Rp 200.000 per hari menjadi Rp 650.000 bahkan sampai Rp 850.000 per hari.
Dikatakannya, peningkatan permintaan cuci selama musim hujan ini karena masyarakat enggan mencuci sendiri di rumah akibat tidak ada matahari, sehingga untuk mengeringkan cucian memerlukan waktu cukup lama. “Sementara di laundry, kami menggunakan mesin pengering, sehingga tidak tergantung pada matahari. Selain itu, kami memang tidak menggunakan matahari untuk mengeringkan pakaian karena menghindari kerusakan warna pakaian,” papar Ariadi.
Oleh karena meningkatnya pesanan, pihaknya memberikan tenggang waktu lebih panjang untuk menyelesaikan cucian yakni tiga hari. “Syukurnya pelanggan mengerti, karena mereka juga melihat order kami cukup menumpuk,” tambahnya. *wid