Denpasar (bisnisbali.com) – Salah satu komoditas hortikultura yaitu nanas madu Subang berhasil dikembangkan di Kota Denpasar. Hasilnya cukup baik, dengan produktivitas mencapai 31,6 ton per hektar dalam satu kali panen.
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putera saat dikonfirmasi, Sabtu (28/11), menjelaskan, hasil panen tersebut menggambarkan jika nanas madu Subang dapat tumbuh dengan baik di Denpasar. “Dengan bobot per buah mencapai rata-rata 2,5 kg, kualitas yang dihasilkan petani nanas madu Subang di Subak Sembung memenuhi kriteria pasar supermarket,” jelasnya.
Menurut Ambara, percontohan budi daya nanas madu Subang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada para petani untuk berani melakukan diversifikasi komoditas dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Namun tentunya ada kelemahannya yakni masa panen nanas madu yang terlalu panjang, mencapai satu tahun lebih. Maka dari itu, dalam pengembangannya diperlukan model penanaman tumpang sari dengan tanaman sayuran. “Jadi, sambil menunggu panen nanas petani bisa mendapat hasil yang lainnya dari menanam sayuran yang umur panennya lebih pendek,” kata Ambara.
Nanas madu Subang yang ditanam di Subak Sembung seluas 10 are dengan lokasi di dua tempat yaitu Munduk Palak dan Umapuan, dengan bibit yang digunakan berasal dari tunas. Pemupukan tidak dilakukan dengan menabur melainkan dengan pupuk NPK tablet dengan cara ditanam di samping tanaman sehingga pemupukannya menjadi lebih efektif dan efisen dan diberikan sebanyak tiga kali.
“Di samping pupuk tablet juga diberikan pupuk cair yang diberikan setiap tiga bulan sekali agar tanamam nanas dapat tumbuh dengan optimal. Rasa buah nenas yang dihasilkan manis dengan banyak air,” terangnya.
Ambara mengharapkan ke depannya nanas madu Subang dapat berkembang di Subak Sembung sebagai salah satu daya tarik agrowisata. Sambil berolah raga, pengunjung dapat membeli buah nanas. Selain itu, kehadiran komoditi nanas madu Subang juga diharapkan dapat menjadi pilihan bagi petani serta diharapkan mampu mendukung produktivitas petani lantaran pasar yang kian diminati.
“Harapan kami, komoditi nanas madu Subang ini dapat menjadi pilihan bagi petani dalam bercocok tanam dan menjadi komoditi dengan permintaan yang cukup baik untuk mendukung produktivitas petani, dan secara jangka panjang dapat menjadi agrowisata dan objek penelitian pertanian perkotaan,” imbuhnya. *wid