Denpasar (bisnisbali.com) – Meskipun produksi dan daya beli masyarakat masih belum kembali ke level pra pandemi Covid-19, sejumlah indikator makro menunjukkan perbaikan perlahan seiring dengan aktivitas ekonomi yang mulai dilonggarkan. “Astungkara, perekonomian Bali pada triwulan III 2020 membaik secara quartal to quartal (qtq) seiring dengan implementasi kebijakan tatanan era kehidupan baru,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Minggu (22/11).
Menurutnya, mulai bangkitnya perekonomian ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III 2020 sebesar 1,66 persen (qtq) dari triwulan II 2020. Perbaikan ini seiring dengan meningkatnya mobilitas pada tatanan kehidupan era baru di Bali.
Meski demikian, kata Trisno, secara tahunan pertumbuhan ekonomi Bali belum dapat kembali ke level 2019, sehingga masih mengalami kontraksi sebesar -12,28 persen (yoy). Diakuinya, pulihnya pertumbuhan ekonomi Bali secara triwulanan didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi dan investasi. Perbaikan dari sisi sektoral, terutama didorong oleh pembukaan pariwisata domestik, peningkatan panen padi pada sektor pertanian dan berlanjutnya proyek swasta dan pemerintah yang sempat terhenti di triwulan II 2020.
Lebih lanjut dikatakan, perbaikan perekonomian nasional dan daerah yang terjadi pada triwulan III 2020 terutama ditopang oleh permintaan domestik. Hal ini didorong oleh pelonggaran aktivitas sosial yang sebelumnya dilakukan lebih dari 30 pemerintah daeraj pada triwulan II 2020. Selain itu, kebijakan percepatan realisasi belanja daerah melalui kemudahan persyaratan transfer TKDD juga menjadi penopang perbaikan kontraksi ekonomi daerah. Pada triwulan III 2020 sudah terdapat dua provinsi yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi tahunan positif yakni Maluku Utara dan Sulawesi Tengah didukung oleh kinerja industri pengolahan.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi triwulanan tercatat positif di seluruh provinsi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi terdapat di provinsi Yogyakarta dan DKI Jakarta sejalan dengan adanya relaksasi PSBB yang mendorong kinerja lapangan usaha akomodasi makan minum dan transportasi. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di beberapa provinsi di wilayah Sulampua juga menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi didorong oleh kinerja industri berorientasi ekspor. *dik