Denpasar (bisnisbali.com) –Dihadapkan penurunan ekonomi dalam masa pandemi Covid-19, pelaku eksportir Bali berhasil membentuk Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Bali. Ketua DPD GPEI Bali Panudiana Kuhn, Kamis (19/11), mengatakan seluruh perusahaan ekspor berkomitmen meningkatkan ekspor guna membangkitkan ekonomi Bali dalam masa pandemi Covid-19.
Diungkapkannya, pelaku ekspor yang bergabung dalam GPEI Bali bertekad mengembangkan perdagangan ekspor serta mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Ini termasuk mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) terutama meningkatkan ekspor nonmigas dan meningkatkan devisa.
GPEI Bali memperkuat dan mendukung tata niaga ekspor dan impor di Indonesia untuk memperlancar aliran barang, modal dan peralatan dari dan menuju Indonesia. DPD GPEI Bali akan merangkul seluruh perusahaan ekportir di Bali, asosiasi ALFI Bali, Asephi, API dan asosiasi lain yang berkaitan dengan ekspor. “Gabungan perusahaan eksportir mencakup ekspor kopi, vanili, kerajinan tangan, garmen, ikan dan hasil pertanian lainnya,” ucapnya.
Menurut Kuhn, GPEI akan memperkuat tata niaga ekspor impor Bali. Ini juga mencakup pelaksanaan kegiatan penghitungan bongkar muat kargo ekspor-impor dan kargo antarpulau, serta pelaksanaan pembinaan bagi mitra binaan terkait pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor. Pihaknya akan melakukan upaya-upaya terbaik dalam kegiatan operasional dari hulu hingga hilir untuk meningkatkan kinerja ekspor-impor nasional.
Panudiana Kuhn berharap GPEI bisa membantu pemerintah dan pelaku usaha Indonesia untuk mengontrol laju impor melalui proses verifikasi supaya daya saing produk kita di dalam negeri tidak terus tergerus oleh produk impor yang berlebihan. Oleh karenanya, ia minta pemerintah meningkatkan daya saing sektor industri strategis sehingga mampu mendorong ekspor nasional. Selain itu, membuat regulasi yang berpihak pada dunia usaha sehingga kegiatan ekspor bisa terus ditingkatkan. *kup