Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi Covid-19 merupakan cobaan terberat bagi sektor perbankan karena perekonomian masyarakat mengalami penurunan akibat lesunya pariwisata. Penurunan ekonomi ini mendorong Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bertahan menggunakan kekuatan modal.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Perbarindo Bali A.A. Ngurah Sudiptha Panji di Denpasar, Rabu (18/11). Dikatakannya, strategi BPR bertahan dalam masa pandemi Covid-19 bisa disampaikan direksi bersama komisaris dalam rencana bisnis bank (RBB). Dalam menentukan RBB juga diperlukan kajian laporan keuangan masing-masing lembaga jasa keuangan (LJK). “Hasil kajian laporan keuangan akan menentukan arah dan orientasi RBB,” ucapnya.
Sudiptha Panji menjelaskan, ada beberapa skema orientasi bagi BPR dalam menyusun RBB dan strategi menghadapi pandemi Covid-19. Pertama orientasi BPR optimis, ubah strategi dan menyerang menyikapi persaingan dan perekonomi yang menurun akibat pandemi.
Kedua orientasi BPR bertahan, ubah strategi serta sambil menyerang dalam persaingan saat pandemi. Ketiga orientasi BPR melakukan konsolidasi mantap bagaimana bisa menahan serangan persaingan saat pandemi Covid-19. “Skema orientasi dan strategi yang diambil BPR saat menentukan RBB pada pandemi Covid-19 sangat bergantung pada kemampuan permodalan bank,” ujarnya.
Menurutnya, dalam situasi pandemi hampir semua pelaku usaha mengalami permasalahan keuangan. Untuk itu, BPR dituntut sangat bijaksana dalam merancang RBB. BPR tidak boleh melupakan penerapan tata kelola keuangan yang baik. BPR juga tidak boleh melupakan aspek bahwa sejatinya lembaga perbankan adalah kumpulan orang dan alat produksi yang wajib saling ketergantungan satu dengan lainnya.
Ngurah Sudiptha Panji menambahkan, BPR mesti memiliki keyakinan untuk bisa tetap tumbuh dan berkembang walaupun dihadapkan tantangan berat pandemi Covid-19. Seluruh komponen dalam pengelolaan BPR mesti memiliki satu persepsi dan cara pandang untuk bertahan dan tumbuh dalam masa pandemi Covid-19. *kup