DI masa pandemi Covid-19, pelaku usaha mengalami cobaan yang sangat berat. Agar mampu bertahan. strategi marketing pun harus kuat dan mampu menyesuaikan keadaan pasar. Di bisnis kuliner, menawarkan beragam menu baru bisa menjadi pilihan agar mampu menarik minat pembeli.
Owner Kober Renon Ida Bagus Gede Budi Hartawan mengatakan, di awal pandemi pihaknya mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian bisnis. Namun, perlahan kondisi mulai membaik, walaupun tetap tidak bisa dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi. Guna mempertahankan antusiasme konsumen, beragam menu baru pun dihadirkan dengan kualitas yang sama dan harga yang terjangkau.
“Selain strategi menghadirkan menu baru, kami juga rajin melakukan promosi melalui media sosial (medsos). Untuk di tempat makannya langsung, kami juga memperhatikan kebersihan sekitar dan kualitas makanan yang disajikan. Walaupun bahan baku sempat naik harganya, itu bukanlah alasan menurunkan kualitas rasa. Jika biasanya sampai antre, sekarang untuk menghindari hal tersebut tentunya penerapan prokes diperketat,” ujar Budi Hartawan.
Penerapan prokes berlaku bukan hanya untuk pengunjung yang datang, melainkan juga seluruh karyawan yang bekerja. Jadi, seluruh karyawan juga memakai alat pelindung diri (APD) berupa masker dan face shiled. Bahkan sempat beberapa kali, tempat makan ini mendapat kesempatan menjadi contoh penerapan prokes di tempat umum.
“Saya menyadari, sebagai pengusaha saat pandemi, tidak bisa hanya berorientasi pada keuntungan. Sejak dibuka pada tahun 2015 lalu, baru kali ini mengalami situasi seperti ini. Namun, harus tetap dimengerti karena pandemi ini adalah masalah global, hampir rata seluruh sektor terdampak. Bahkan di awal buka selama pandemi sempat mengalami penurunan mencapai 75 persen. Pandangan bisnis, seharusnya sudah ditutup saja karena hitungannya pasti rugi. Tapi, kami tetap buka demi menjaga komitmen dengan supplier, karyawan dan pengunjung setia kami,” ujarnya.
Walaupun biaya operasional sempat terganggu, pihaknya tidak sampai merumahkan karyawan. Hanya saja, jadwal kerja karyawan harus diatur secara bergilir. Apalagi mengingat jam operasional juga sudah berubah, yakni buka pukul 11.00 sampai 21.00 Wita saja.
“Saya yakin, pemerintah sudah bekerja keras dalam menyikapi pandemi ini. Sehingga selaku pengusaha, saya sangat berterima kasih atas hal tersebut. Harapannya, agar selalu pemerintah memperhatikan masyarakatnya, mungkin dengan memberikan insentif yang sekiranya dapat membantu di situasi ini. Dan, bagi seluruh komponen masyarakat agar mematuhi prokes secara disiplin, karena tidak ada cara lain untuk terbebas dari situasi pandemi, kecuali tekad yang kuat menerapkan prokes,” ucapnya. *git