Kedatangan Wisman Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi     

Praktisi ekonomi merespons positif kesiapan Bali menyambut wisatawan mancanegara (wisman) dengan adanya rencana dibukanya penerbangan internasional dari dan menuju Bali pada 1 Desember 2020. 

486
PANTAI LEGIAN – Pantai Legian kini sepi wisman. Sebelum pandemi, pantai ini selalu dipadati wisman.    

Denpasar (bisnisbali.com) –Praktisi ekonomi merespons positif kesiapan Bali menyambut wisatawan mancanegara (wisman) dengan adanya rencana dibukanya penerbangan internasional dari dan menuju Bali pada 1 Desember 2020.  Kendati demikian, rencana dibukanya pintu gerbang Bali untuk wisman harus dengan catatan selalu menempatkan kesehatan masyarakat sebagai paradigma utama.

“Kedatangan wisman ini akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Bali nantinya di tengah pandemi yang masih berlangsung ini,” kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Agoes Ganesha Rahyuda, di Denpasar, Senin (16/11) kemarin.

Ia mengatakan, dunia usaha di Bali, baik sektor UMKM maupun industri besar sangat siap untuk beroperasi normal sesuai dengan kapasitas usaha yang mereka miliki sebelum pandemi. Untuk itu, penyesuaian tentu harus dilakukan oleh dunia usaha dan dunia industri, terutama pada aspek ketaatan mereka untuk mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. “Diikutinya protokol ini oleh dunia usaha di Bali akan meningkatkan rasa aman dan nyaman konsumen untuk bertransaksi atau berbelanja di tempat usaha tersebut beroperasi,” ujarnya.

Ia pun menilai dengan kesiapan Bali untuk menyambut wisatawan asing memberikan peluang seperti banyaknya program-program stimulus pemerintah yang digelontorkan untuk UMKM, yang jika dimanfaatkan dengan baik akan berdampak pada meningkatnya kapasitas usaha mereka saat ini dan kreativitas proses usaha serta produk yang mereka tawarkan di pasar. Sementara, tantangan harus beradaptasi dengan protokol-protokol new normal yang ditetapkan pemerintah. Melakukan diversifikasi produk yang lebih kreatif dan menarik minat konsumen untuk berbelanja di tempat usaha mereka.

Agoes Ganesha Rahyuda pun menyebutkan, dengan mulai melonggarnya beberapa restriksi pemerintah terkait transaksi di masa pandemi ini, sebenarnya ekonomi Bali sudah mulai tumbuh. “Kita bisa lihat dari laporan BPS bahwa kuartal to kuartal (qtq) ekonomi Bali tumbuh sebesar 1,66 persen walaupun yoy masih tumbuh negatif sedalam 12 persen,” imbuhnya.

Oleh karena itu, jika pelonggaran dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan, maka triwulan I tahun 2021 berpeluang besar masuk ke fase recovery ekonomi.*dik