Denpasar (bisnisbali.com) –Perekonomian masyarakat Bali pada umumnya mengalami penurunan akibat pandemi Covid -19. Meski begitu, untuk meraih pendapatan masih banyak peluang bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk menyalurkan kredit. Ketua Yayasan Perbarindo Bali Ketut Wardana mengungkapkan hal ini, Senin (9/11).
Menurutnya, dalam kondisi ekonomi lesu BPR mesti tetap tertantang untuk tumbuh. BPR harus melihat celah pasar untuk menyalurkan kredit dalam masa pandemi Covid-19. Sektor perbankkan masih memiliki peluang cukup besar untuk menyalurkan kredit, namun BPR mesti lebih berhati-hati.
Dipaparkannya, ada sektor usaha yang terdampak pandemi dan ada sektor usaha lain yang tidak begitu terdampak. BPR mesti berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor yang sangat terdampak Covid-19 seperti sektor usaha pariwisata.
Lebih lanjut dikatakannya, di tengah penanganan pandemi Covid-19 Pemprov Bali sudah membuka masuknya wisatawan domestik (wisdom) ke Pulau Dewata. Geliat masyarakat dan wisdom untuk mengunjungi daerah tujuan wisata di Bali sudah mulai terlihat. Aktivitas ekonomi dan lalu lintas di Kota Denpasar sudah mulai padat dalam beberapa minggu ini. “Jadi, kredit perbankan masih sangat dibutuhkan untuk mendorong perekonomian Bali cepat bangkit,” paparnya.
Ketut Wardana menambahkan, bank memiliki peluang besar untuk menyalurkan kredit. Rasio likuiditas perbankan khususnya BPR sangat tinggi. “Untuk dana idle yang tergolong tinggi, BPR mesti menyalurkan dalam kredit produktif,” jelasnya. *kup