Tabanan (bisnisbali.com) –Penyaluran 70 persen dari total hibah di Kabupaten Tabanan yang akan diterima oleh 152 akomodasi pariwisata (hotel dan restoran). Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tabanan, I Gusti Bagus Made Damara, 152 akomodasi pariwisata tersebut merupakan sebuah angka yang realistis. Meski begitu, dalam pembagiannya nanti diharapkan dilakukan secara proporsional, sehingga tak menimbulkan kecemburuan di kalangan pelaku akomodasi pariwisata.
“Angka 152 usaha yang lolos dari empat kriteria dari penerima hibah di Tabanan ini merupakan angka yang realistis. Saya pun memaklumi, karena jika ke luar dari kriteria yang telah ditentukan sebagai upaya menampung usaha yang tidak lolos penerima hibah, maka justru akan malah berpotensi menimbulkan masalah nantinya,” tutur Damara, Kamis (5/11).
Meski begitu dia berharap pembagian hibah nanti agar dilakukan secara proporsional oleh dinas terkait, karena pihaknya sampai saat ini belum mengetahui terkait formulasi atau acuan pembagian hibah tersebut ke masing-masing penerima, apalagi informasi menyangkut siapa dan berapa masing-masing nominal akan diterima oleh pelaku usaha yang telah lolos tercatat sebagai penerima hibah tersebut. Semuanya harus jelas karena hibah pastinya banyak kalangan berharap untuk mendapatkan apalagi di tengah kondisi sulit saat ini.
“Sampai saat ini meski jadi pihak yang digandeng oleh dinas terkait, kami belum mengetahui formulasi untuk pembagian hibah ini. Selayaknya formulasi pembagian hibah ini juga dijelaskan, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan antar penerima hibah nantinya,” kilahnya.
Menurutnya, hibah pariwisata ini memang membantu para pelaku di sektor pariwisata, namun itu tidak serta merta akan cepat memulihkan kondisi pariwisata yang telah terpuruk dampak dari pandemi Covid-19. Asumsinya dan juga prediksi dari sejumlah tokoh nasional menyatakan bahwa, Bali yang 70 persen mengandalkan ekonomi dari sektor pariwisata memang mengalami dampak yang paling cepat dari pandemi Covid-19, sedangkan untuk pemulihannya memerlukan waktu paling yang lama, bahkan kemungkinan hingga pertengahan 2022 baru akan bisa pulih kembali.
“Niat baik pemerintah dengan bantuan hibah ini harus diapresiasi. Cuma bila itu nantinya digunakan untuk menjawab kegalauan masa depan dari dunia pariwisata, mungkin belum bisa,” tandasnya.*man