Denpasar (bisnisbali.com) –Bangkit dan terus berpikiran positif usaha dapat berkembang di tengah pandemi Covid-19 menjadi penyemangat bagi kalangan pelaku usaha makanan atau kuliner saat ini. Mampu beradaptasi dengan pasar digital serta menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak), pelaku usaha optimistis makanan yang ditawarkan tetap dicari.
“Kendati usaha makanan skala rumahan, kami tetap menerapkan protokol kesehatan 3M. Bagi kami, menerapkan prokes untuk kebaikan usaha dan menjaga kepercayaan pelanggan,” kata pemilik Boga Pawitra, Bu Agung Pradnya, di kawasan Renon, Kamis (5/11).
Selain menerapan 3M, pihaknya mengutamakan higienitas dalam berbisnis makanan. Itu berarti makanan yang dijual mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan hingga penjualan diutamakan bersih, masih segar atau fresh sehingga masyarakat tidak perlu takut tertular virus corona.
Ia pun mengatakan, dari sisi penjualan dan pemasaran, pihaknya kini banyak melakukannya secara daring mengingat tren penjualan kini lewat sarana digital. Termasuk menggunakan jasa layanan antarseperti Gojek maupun Grab yang dari perusahaan mereka sudah menerapkan prokes. “Untuk mendukung penjualan kami membuat akun Instagram, Facebook, group WA, selain secara konvensional. Cara ini lumayan mengangkat penjualan di tengah pandemi Covid-19,” ujarnya.
Ia bersyukur dengan penjualan beradaptasi dengan prokes dan teknologi digital, aneka makanan rumahan, katering kantor hingga aneka kue bisa memberikan penghasilan di tengah kondisi seperti sekarang ini.
Hal sama dikatakan Nyoman Sumerta dari Bebek Tepi Sawah. Menurutnya, menjalani bisnis di tengah pandemi, harus tetaplah mengutamakan kesehatan dan menjaga kesehatan sebaik mungkin dengan menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan. “Termasuk, konsumsi makan-makanan yang sehat dan jangan lupa olah raga supaya tubuh semakin sehat karena di tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,” terangnya.
Ia menilai, dengan tumbuh sehat maka menjalani bisnis pun menjadi semakin semangat. Oleh karena itu, pelaku usaha harus mengikuti prokes secara ketat untuk dapat mendorong kembali geliat ekonomi yang terdampak Covid-19. Prokes yang diterapkan bisa dikatakan dengan ketat, baik kepada karyawan maupun bagi pengunjung. Ia tidak ingin ada penularan di areal restoran sehingga akan menjadi klaster.
Prokes dimulai dengan mengecek suhu tubuh setiap karyawan pada saat kedatangan hingga melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh areal restoran. Semua karyawan yang bertugas akan dilengkapi dengan face shield, masker dan sarung tangan yang harus selalu dipakai selama berada di areal restoran. Bila ada karyawan suhunya lebih dari 37 derajat Celcius akan diperintahkan untuk pulang dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Tempat cuci tangan pun disediakan di hampir di setiap sudut restoran, lengkap dengan X-banner tulisan dan keterangan tentang pencegahan dan bahaya Covid-19.
“Bila ada tamu, jika menolak cek suhu tubuh dan tidak memakai masker, maka dengan hormat akan ditolak masuk areal restoran. Begitu pula untuk tempat duduk tamu yang makan di restoran diatur sesuai physical distancing,” ucapnya. Di bagin kasir, kata dia pengunjung melakukan pembayaran cashless untuk keamanan dan kebersihan.*dik