Denpasar (bisnisbali.com) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, aktivitas perekonomian global pada triwulan III tahun 2020 menunjukkan pemulihan pascamengalami tekanan yang dalam pada triwulan II 2020 akibat pembatasan sosial di berbagai negara atau semenjak diumumkannya pandemi Covid-19 oleh World Health Organization (WHO). Hal itu diungkapkan Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Kuangan 2 Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Jimmy Hendrik Simarmata, di Renon.
Menurutnya, perkembangan ini sejalan dengan revisi International Monetary Fund (IMF) terhadap proyeksi pertumbuhan PDB global tahun 2020 menjadi -4,4 persen (yoy), dari proyeksi Juni 2020 sebesar -5,2 persen (yoy). Revisi tersebut terutama ditopang pemulihan aktivitas ekonomi triwulan III 2020 di negara maju dan Tiongkok yang lebih baik dari perkiraan serta mobilitas global yang kembali meningkat pasca pelonggaran pembatasan sosial.
Perekonomian domestik juga secara berangsur-angsur membaik, terutama setelah mengalami tekanan pada triwulan II 2020 sebesar -5,32 persen, didorong oleh percepatan realisasi stimulus fiskal dan perbaikan ekspor.
Belanja pemerintah pada triwulan III 2020 meningkat untuk bantuan sosial dan dukungan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam kerangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Langkah tersebut mengurangi kontraksi pada konsumsi rumah tangga yang menunjukkan adanya perbaikan,” ujarnya.
Selain itu, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan, terutama pada komoditas seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta tekstil dan produk tekstil (TPT), ditopang berlanjutnya peningkatan permintaan global terutama dari Amerika Serikat dan Tiongkok. Meskipun investasi masih dalam tekanan, beberapa sektor menunjukkan perbaikan, seperti sektor bangunan, seiring berlanjutnya berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN). *dik