Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya sektor ekonomi. Oleh karena itu, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dituntut pintar menyalurkan kredit guna menggerakkan ekonomi masyarakat serta sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Ketua Yayasan Perbarindo Bali, Ketut Wardana, mengatakan hal ini, Senin (2/11).
Diungkapkannya, BPR mesti bijak dalam menyalurkan kredit sehingga bisa eksis di masa pandemi Covid-19. Penyaluran kredit harus melihat kebutuhan pasar. ‘’Masyarakat dan pelaku usaha masih berusaha untuk tetap bisa bertahan. Mereka juga berharap bisa tumbuh saat masa pandemi ini,’’ jelas Ketut Wardana.
Dipaparkannya, perekonomian masyarakat menurun akibat pandemi Covid -19. Pada bagian lain, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan guna menggeliatkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Ia mencontohkan kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Kebijakan ini untuk mendorong agar daya beli masyarakat bisa meningkat.
Kondisi itu, menurut Ketut Wardana, menandakan bahwa semangat masyarakat dan pelaku UMKM untuk kembali bisa tumbuh dengan positif masih tetap ada. Bank sebagai salah satu komponen pendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat bisa mengambil langkah positif terutama dalam membantu kebutuhan dana baik untuk modal kerja usaha masyarakat maupun untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Di sinilah BPR dituntut pintar menyalurkan kredit. Penyaluran kredit mesti menyasar usaha masyarakat yang masih memiliki prospek tumbuh dalam jangka pendek. “Ini adalah usaha yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan pokok. Hal itu bisa kita lihat di pasar-pasar yang perputaran ekonomi masih berjalan seperti sedia kala,” tambahnya. *kup